Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kritik Tajam untuk Kota Bandung...

Kompas.com - 09/02/2016, 15:32 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Bagi sebuah kota kreatif, Andre merasa penting keberadaan sebuah perpustakaan besar. Bandung sendiri saat ini menurut Andre belum memiliki kriteria itu.

Kritik ini seolah menjadi sentilan bagi Pemkot Bandung untuk membangun sebuah perpustakaan besar di sana.

6. Keberadaan bar Nazi atau Soldaten Kaffee

Keberadaan "Soldaten Kaffee" menjadi salah satu yang disorot Andre di Bandung. Pasalnya, kafe tersebut menampilkan bermacam pernak-pernik Nazi dan gambar diri pemimpinnya, Adolf Hitler.

Hal tersebut membuat Andre bertanya alasan Pemkot Bandung dan UNESCO mendukung kemunculan kembali paham fasisme dan memasukkan hal tersebut sebagai unsur kreatif milik UNESCO.

7. Nasionalisme di Saung Udjo

Saung Udjo, tempat bermain angklung, alat musik yang sudah masuk menjadi salah satu warisan dunia juga tak luput dari sasaran kritik Andre. Menurut dia, salah satu destinasi wisata Bandung itu telah menyelewengkan budayanya sendiri dengan lebih banyak memainkan musik pop Barat melalui angklung tersebut.

Andre bahkan menyebut bahwa publik lebih sering mendengar lagu Delilah dan I Did It My Way ketimbang musik Sunda itu sendiri. Dia berpendapat, seharusnya UNESCO mengeluh dan mengancam akan hal tersebut. Namun, hal yang terjadi tidak demikian adanya.

8. Pemanfaatan Museum Konferensi Asia Afrika

Andre melihat bahwa ada satu tempat di Bandung yang seharusnya menjadi perhatian UNESCO namun malah tidak diperhatikan. Tempat tersebut adalah Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Menurut dia, museum itu bisa menjadi salah satu gedung paling penting di Asia.

Museum KAA merupakan tempat digelarnya konferensi antarnegara Asia dan Afrika dalam rangka menentang imperialisme. Tapi, nyatanya tempat itu tidak pernah masuk menjadi salah satu warisan dunia.

Pemkot Bandung diharapkan bisa lebih lagi dalam memanfaatkan penggunaan Museum KAA ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com