JAKARTA, KOMPAS.com - Penunjukan Bandung sebagai salah satu kota kreatif dunia oleh UNESCO nyatanya menimbulkan tanya bagi Andre Vltchek, seorang penulis, filsuf, novelis, dan jurnalis investigasi asal Rusia. Melalui berbagai media online ia sampaikan berbagai macam kritiknya yang mulai menjadi viral hingga kini.
Dari sekian banyak kritik itu, ada beberapa yang bisa dijadikan bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk membuktikan bahwa Bandung memang layak mendapat gelar kota kreatif dunia dari UNESCO.
Setidaknya ada delapan kritik Andre yang bisa menjadi sumber perbaikan Kota Bandung agar menjadi lebih baik lagi. Simak berikut ini:
1. Pembangunan Gedung Konser Permanen
Sebagai kota kreatif, Bandung setidaknya harus memiliki satu gedung khusus untuk penyelenggaraan konser. Saat ini, menurut Andre, Bandung belum memiliki hal tersebut sehingga membuatnya tak mampu menjadi semacam "kota tempat belajar."
2. Penambahan Bioskop Seni dan Museum yang Layak
Andre mengkritisi Bandung karena saat ini kota itu belum punya cukup bioskop-bioskop dan museum seni yang layak. Saat ini di Bandung tercatat hanya ada enam museum, yakni Museum Sri Baduga, Museum Geologi, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit, Museum POS Indonesia, dan Museum Barli.
Karena itu, penting bagi Pemkot Bandung untuk membangun lebih banyak galeri seni dan museum agar Andre dan kritikus lainnya tak sangsi terhadap gelar kota kreatif dunia tersebut.
3. Terlalu Banyak Toko Penjual Barang KW
Dalam kritiknya, Andre juga menyebut bahwa ada ratusan butik atau toko yang menjual barang-barang palsu atau biasa disebut "KW", baik lokal maupun luar negeri.
Hal itu setidaknya bisa dijadikan perhatian lebih oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil, beserta jajarannya untuk meminimalkan peredaran dan keberadaan barang-barang palsu tersebut di Bandung, terlebih jika hal itu menyasar merek luar neger ternama.
4. Minimnya Transportasi Umum dan Infrastruktur Transportasi
Berikutnya juga Andre mengkritik Bandung karena tak memiliki transportasi umum yang bisa diandalkan. Selain itu, dia juga mempertanyakan bagaimana kota tanpa kereta bawah tanah, tanpa jaringan kereta super sibuk, tanpa trem, dan tanpa underpass seperti Bandung bisa menjadi kota kreatif menurut UNESCO.
Mungkin kritik ini pertanda bahwa Bandung harus segera memiliki moda transportasi umum yang dapat mengangkut massa dalam jumlah besar dan segera membangun bermacam infrastruktur terkait hal tersebut.
5. Ketiadaan Perpustakaan Besar