"Mungkin ini proyek bisa mahal atau kurang mahal, yang jelas koridor itu dari segi ekonomi penting," ujar Steven di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Pada masa depan, kata Steven, sedikit demi sedikit Bandung akan berkembang melebihi luas daerahnya, sebagaimana Jakarta yang sekarang sudah meluas pengembangannya sampai ke Bekasi.
Semakin lama, area pengembangan terus membesar. Dengan demikian, transportasi antara dua kota terbesar di Jawa bagian barat ini, dinilai sangat penting.
Wakil Presiden ADB Bambang Susanto menambahkan, sejatinya masyarakat tidak melihat infrastruktur sebagai satu hal yang tanpa fungsi. Sebaliknya infrastruktur dibangun untuk tujuan yang lebih besar lagi.
"Kereta api cepat ini untuk mobilitas, bukan hanya sekedar 'Indonesia punya kereta cepat'. Tujuannya, memperbaiki mobilitas," tutur Bambang.
Melihat dari berbagai pengalaman negara lain, infrastruktur besar ini harus terintegrasi dengan pembangunan wilayah.
Bambang mencontohkan, proyek High Speed Rail (HSR) Taipei-Kaohsiung di Taiwan. Sebelum ada HSR, setiap orang yang bepergian melalui rute Taipei-Kaohsiung atau sebaliknya, harus melewati tol dengan waktu tempuh lima jam.
Setelah ada kereta cepat, waktu tempuh jadi terpangkas menjadi hanya 90 menit.
"Orang bisa pilih tinggal di selatan Taiwan, meski harus Kaohsiung, karena bisa commuting setiap hari," jelas Bambang.
Ia menyimpulkan, membangun kereta cepat akan menarik perkembangan wilayah jika disertai konsep perencanaan.
Setiap daerah akan terbuka dan aksesibilitas meningkat. Pada akhirnya, ekonomi daerah secara keseluruhan akan tumbuh.