Di ibu kota Aceh ini, sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 200 ton. Karena itu, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal mengaku bersyukur pemerintah pusat bisa memberikan bantuan alat pengelolaan sampah. (Baca: 12 Pemda Dapat Hibah Rp 115 Miliar)
Ia menuturkan, gas-gas ini cukup mengganggu masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk mengatasinya, Pemerintah Kota Banda Aceh akan memindahkan TPA ini ke tempat lain. Sementara TPA yang ada, akan dijadikan sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Selain pemindahan TPA, bantuan pemerintah berupa alat pengolahan sampah juga sangat berguna untuk mengatasi masalah sampah.
"Bantuan ini sangat penting. Alat ini berguna untuk membuat distribusi sampah lebih baik. Begitu juga dengan limbah," jelas Illiza.
Menurut dia, alat ini multifungsi, karena tidak hanya untuk mengelola sampah, tetapi juga bisa untuk mengatasi bencana alam misalnya tanah longsor.
Dengan adanya alat ini, Banda Aceh bisa lebih mendukung komitmen pemerintah dalam program akses sanitasi universal yaitu 100-0-100.
Dukungan tersebut berupa alokasi anggaran pengelolaan sampah sebesar 5 persen. Anggaran ini digunakan untuk menggaji pekerja pembersih sampah dan meningkatkan kualitas trotoar untuk pejalan umum.