Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Rumah Rakyat Terbangun Tidak Sebanyak 632.589 Unit

Kompas.com - 15/12/2015, 21:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendekati akhir tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengoreksi realisasi Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah sebanyak 632.589 unit.

Menurut Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Poltak Sibuea, jumlah tersebut bukanlah rumah yang sudah terbangun. Poltak hanya memastikan, rumah ini sudah pasti akan dibangun.

"Sesuai status 1 Desember terbangun 632.589 unit. Tidak semua sudah terbangun, tapi pasti akan terbangun. Misalnya, ada yang sudah dapat kredit konstruksi, tapi belum transaksi dengan pembeli," ujar Poltak kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2015).

Poltak menjelaskan, dari jumlah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang sudah tercatat, belum tentu semuanya sudah terbangun. Sebaliknya, bisa saja dari jumlah tersebut sebagian justru masih dalam proses pembangunan.

Selain itu, ada pula rumah-rumah yang dibangun tanpa kredit atau belum dapat KPR sebanyak 61.064 unit.

Poltak menyebutkan, realisasi KPR dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tercatat 119.457 unit. Sementara yang belum KPR tapi sudah dapat dukungan kredit adalah 151.172 unit.

Di samping rumah tapak, pemerintah juga membangun rumah susun sewa (rusunawa), yang saat ini jumlahnya mencapai 11.240 unit.

Menyusul rumah khusus dan rumah swadaya yang mendapat bantuan stimulan untuk peningkatan kualitas, masing-masing sebanyak 5.205 unit dan 69.945 unit.

Tidak sebatas angka

Meski pemerintah mengklaim besaran jumlah rumah terbangun, hal tersebut bukanlah yang utama. Mengingat program ini baru dicanangkan pada April 2015, jadi berapa pun jumlahnya tetap saja merupakan sebuah prestasi.

www.shutterstock.com Ilustrasi.
"Berapapun hasilnya di lapangan, itu kan cuma angka. Tercapai alhamdulilah, kalau tidak ya pengalaman 2015 diperbaiki untuk tahun depan," jelas Ketua Lembaga Pengkajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia (LPP3I) atau Housing Urban Development Institute Zulfi Syarif Koto.

Saat ini, lanjut dia, hal yang terpenting dan mendesak dilakukan, bukan fokus pada angka, melainkan pada kebijakan dan strategi.

Ia mencontohkan, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan dan startegi apa saja untuk mendukung Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah berjalan.

Dengan demikian, pada 2016, pemerintah sudah siap untuk membangun rumah yang lebih banyak dan pencapaian target yang maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com