Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah Jeddah Bangun Menara 1 Kilometer? Ini Jawabannya...

Kompas.com - 07/12/2015, 11:12 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

Sumber CNN Travel

KOMPAS.com - Rekor menara terbesar, tertinggi, dan termahal di dunia yang dimiliki Dubai akan tersaingi oleh jirannya, Jeddah.

Kota di Arab Saudi ini akan membangun menara yang membutuhkan 5,7 juta kaki persegi dan 80.000 ton baja dengan tinggi satu kilometer.

Ikon Dubai, Burj Khalifa yang menjadi gedung tertinggi dunia terancam kehilangan gelar World Guiness Record jika Jeddah berhasil membangun Jeddah Tower.

Pembangunan diperkirakan menelan dana 1,23 miliar dollar AS. Jeddah Economy Company dan Investor Arab Saudi, Alinma telah menandatangani kesepakatan pembiayaan senilai 2,2 miliar dollar AS untuk membangun Kota Jeddah termasuk pencakar langit ini.

Jeddah Tower yang direncanakan sebagai tertinggi di dunia, sudah mencapai 26 lantai dan dijadwalkan selesai 2020. Sementara Burj Khalifa berdiri setinggi 2.716 kaki atau 828 meter.

Dengan dicapainya kesepakatan tersebut, mereka yakin dapat menoreh pencapaian baru yang belum pernah diraih sebelumnya.

Kesepakatan itu bakal melahirkan perkotaan kelas dunia yang menawarkan gaya hidup baru untuk semua kalangan.

"Jeddah mungkin memiliki ikon kota yang menarik semua lapisan masyarakat dengan layanan yang komprehensif dan multifungsi," kata Chief Executive Officer Jeddah Economic Company, Mounib Hammound.

Jeddah Economy Company/Adrian Smith Gordon Gill Architecture Lobi Kingdom Tower yang direncanakan.
Prestasi arsitektur

Sebelumnya, Jeddah Tower dijuluki Kingdom Tower. Dirancang sejangkung 200 lantai dan menghadap Laut Merah.

Menurut harian Saudi Gazette, untuk membangun Jeddah Tower akan membutuhkan sekitar 5,7 juta kaki persegi beton dan 80.000 ton baja.

Terletak di kawasan pantai, membangun menara ini memang tidak mudah karena potensi air asin yang akan merusak.

Pondasi sedalam 200 kaki atau 60 meter di bawah tanah pun dibangun guna menahan air asin dari laut.

Oleh karena itu, perusahaan Advanced Construction Technology Services akan menguji kekuatan beton yang berbeda.

Masalah lain yang terungkap untuk bangunan tertinggi di dunia ini adalah angin. Untuk mengatasi tantangan ini, menara akan berubah bentuk secara teratur.

"Karena perubahan bentuk setiap beberapa lantai, beban angin berputar di sekitar gedung dan tak akan se-ekstrim pada blok yang benar-benar rapat," kata Gordon Gill kepada Construction Weekly seperti dikutip di CNN Travel.

Gordon Gill adalah partner di Adrian Smith dan Gordon Gill Architecture yang merupakan arsitektur untuk proyek menara Jeddah Tower.

Tantangan lain adalah mengirimkan beton untuk lantai yang lebih tinggi. Hal yang mungkin dilakukan, para teknisi dapat menggunakan metode serupa yang digunakan ketika membangun Burj Khalifa yakni 6 juta kaki kubik beton didorong melalui pompa tunggal.

Proses tersebut biasanya akan dilakukan pada malam hari ketika suhu cukup rendah untuk dapat memastikan hal itu terlaksana.

Meskipun terkesan ambisius, menurut Direktur Council on Tall Building, Sang Dae Kim pembangunan Jeddah Tower layak dilakukan.

"Pada titik ini kita dapat membangun menara setinggi satu kilometer atau mungkin dua kilometer. Bahkan bisa lebih tinggi dan kita punya pekerjaan rumah yang banyak," kata Kim kepada Construction Weekly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau