KOMPAS.com - Malaysia kembali menunjukkan hegemoninya atas Indonesia dalam perkara pembangunan properti, khususnya gedung pencakar langit.
Negara ini baru saja melansir Naza Tower setinggi 50 lantai di kawasan KLCC Platinum Park, Kuala Lumpur.
Naza Tower menempati area 3,7 hektar, persis di sebelah menara kembar Petronas Tower. Ini merupakan gedung perkantoran Grade A yang dirancang dengan konsep hijau (green building).
Untuk merealisasikan bangunan jangkung yang terakreditasi platinum ini, Naza Group harus merogoh kocek 4 miliar ringgit atau setara Rp 12,5 triliun.
Kehadiran Naza Tower ini menambah koleksi gedung jangkung eksisting, sedang dikembangkan, dan dalam tahap proposal di negeri jiran ini.
Menurut riset Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), populasi pencakar langit eksisting, dalam tahap konstruksi, dan proposal dengan ketinggian di atas 250 meter di Malaysia mencapai 37.
Sedangkan Malaysia punya menara kembar Petronas Tower yang menjulang 451,9 meter, Menara Telekom setinggi 310 meter, dan Ilham Baru Tower sejangkung 298 meter.
Adapun proyek-proyek dalam tahap konstruksi KL 118 Tower setinggi 635 meter, Fairmont KL Tower 1 370 meter, dan Four Season Place 342,5 meter.
Menyusul The Astaka Tower 278,8 meter, Fairmont KL Tower 2 278,8 meter, Equatorial Redevelopment 260 meter dan The Astaka Tower II 255,6 meter.
Untuk proyek-proyek serupa yang sedang dalam tahap pembangunan di Indonesia adalah Icon Tower setinggi 350 meter, Thamrin Nine Tower Satu 333,5 meter, dan One Tower 1 dan 2 stinggi 303 meter.
Lainnya adalah 7Point8 298 meter, Treasury Tower 280 meter, Astra Tower 270 meter, dan Millenium Office Tower 254 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.