Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KA Cepat Harus Menjadi Bagian dari "Grand Design" Ekonomi Nasional (II)

Kompas.com - 30/11/2015, 21:00 WIB
KOMPAS.com - Pakar infrastruktur transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Harun Alrasyid Lubis, mengkritisi pembangunan Kereta Api (KA) Cepat Jakarta-Surabaya yang sudah dimulai, terhitung sejak dikeluarkannya Perpres Nomor 107/2015.

Menurut Harun, dikeluarkannya Perpres ini merupakan pesan bahwa pemerintah sangat serius mempercepat pengadaan beragam infrastruktur untuk mengisi backlog yang menumpuk selama ini dan menopang keberlanjutan pembangunan nasional.

Mengutip Organisasi Perkeretaapian Dunia (UIC), KA Cepat dibangun di atas jalur khusus dilengkapi dengan teknologi agar dapat berpacu dengan kecepatan sama atau lebih secpat dari 250 kilometer per jam.

"Atau bisa berupa jalur khusus yang ditingkatkan dari jalur KA yang ada kemudian dilengkapi dengan teknologi untuk kecepatan  KA di atas 200 kilometer per jam," tambah Harun.

Model KA ini memiliki fitur khusus di beberapa lokasi karena kendala topografi atau batasan perencanaan kota.


Tulisan ini merupakan yang kedua dari tiga bagian:

=========================================================

Harun memaparkan, sejatinya ada beragam definisi KA Cepat. Mengutip Organisasi Perkeretaapian Dunia (UIC), KA Cepat dibangun di atas jalur khusus yang dilengkapi dengan teknologi agar dapat berpacu dengan kecepatan sama atau lebih cepat dari 250 kilometer per jam.

KA Cepat juga bisa dibangun di atas jalur khusus yang ditingkatkan dari jalur KA yang eksisting kemudian dilengkapi dengan teknologi untuk kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.

SANDRO GATRA/KOMPAS.com Kereta cepat China
Model ini memiliki fitur khusus di beberapa lokasi karena kendala topografi atau batasan perencanaan kota.

Di Amerika Serikat (AS), KA  Cepat didefiniskan memiliki kecepatan seremtang 90 hingga 110 mile per hour atau setara 144,8-177 kilometer per jam. 

Berdasarkan definisi itu, disepakati ada 4 jenis trek KA Cepat: 

a) dedicated, memiliki rel atau trek eksklusif seperti Shinkansen di Jepang dan High Speed Rail (HSR) di China yang hanya melayani kereta api berkecepatan tinggi.

b) campuran kecepatan tinggi seperti Train à Grande Vitesse (TGV), Perancis, yang melayani kereta api berkecepatan tinggi dan trek yang ditingkatkan dengan gauge standar 1.435 mm.

c) campuran konvensional: seperti Alta Velocidad Española (AVE) Spanyol yang melayani KA kecepatan tinggi, memiliki gauge kecil  1.067 mm dan standar 1.435 mm, sehingga dilengkapi dengan sistem pengubah (gauge-changing system) yang hanya melayani kereta konvensional.

d) sepenuhnya campuran: seperti dicontohkan Inter-City Express (ICE) Jerman, sebagian besar trek kompatibel dengan semua KA Cepat, KA penumpang konvensional maupun kereta api barang.


KA Cepat  Jakarta-Bandung

Untuk KA Cepat Jakarta-Surabaya hingga sekarang belum ada rancangan dasar jalur (basic-design track) yang disiapkan pemerintah.

Sedangkan untuk fase pertama Jakarta-Bandung sesuai Perpres Nomor 107/2015, hampir dapat dipastikan adalah Gambir, Manggarai, Halim, Cikarang, Karawang, Walini, Kopo, Gedebage.

Le Parisien Ilustrasi: Kereta cepat Perancis TGV memiliki kecepatan maksimal 320 kilometer per jam.
Ini karena pertimbangan jarak stasiun cukup dekat serta ada hambatan topografi setelah Padalarang menuju Bandung. Selain itu, kecepatan terus menerus di atas 250 kilometer per jam sulit dipertahankan bila KA berhenti di setiap stasiun.

Panjang trek diperkirakan 150,5 kilometer. Terdiri dari 70,5 kilometer jembatan, 22,9 kilometer terowongan, dan berada di atas tanah 40,5 kilometer timbunan serta 16,6 kilometer galian. 

Nilai proyek mencapai 5.585 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 78 triliun)  termasuk rolling stock dan akan menyerap 40.000 tenaga kerja. 

Konsorsium memperkirakan Economic Internal Rate of Return (EIRR) sebesar 13,07 persen, Return on Investment (ROI) 5,92 persen, dan Return on Equity (ROE) 9,62 persen pre-tax, untuk masa konsesi 40 tahun.

Pencapain pengembalian investasi di atas dengan asumsi tarifnya 16 dollar AS, sehingga akan diperoleh pendapatan non-fare box lewat pengembangan kota baru Walini dan Transit Oriented Development (TOD) di Gedebage.

Optimasi lanjut jumlah stasiun perhentian dan akses yang mulus dari stasiun ke pusat-pusat kota yang dilintasi, akan sangat menentukan tingkat pelayanan KA Cepat ini nantinya.

Kontraktor Engineering, Procurement, Construction (EPC) kemungkinan besar akan diterapkan dalam proyek ini, dan sedang dimatangkan oleh sesama anggota konsorsium.

 
Perlu persiapan matang

Dalam dekade terakhir pengembangan KA Cepat menjadi proyek teratas dalam daftar pasar infastruktur global.

Sebagian besar karena alasan manfaat ekonomi, lingkungan serta kekhawatiran melonjaknya eksternalitas negatif bila pola business-as-usual pengembangan infrastruktur transportasi berlanjut.

Hal ini menekankan bahwa biaya eksternal jangka panjang telah menjadi faktor yang sangat penting untuk membenarkan dibangunnya KA Cepat.

Kompas.com/IHSANUDDIN Rombongan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat menjajal kereta cepat Shinkasen di Tokyo, Jepang, Rabu (11/11/2015)
Selain tentu saja dengan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan besar yang padat penduduk akan membuka kesempatan pengembangan ekonomi regional. 

Pendanaan untuk membangun KA Cepat, di mana pun, kebanyakan ditalangi oleh negara.  Untuk kasus Konsorsim KA Cepat Jakarta-Bandung, keterlibatan BUMN asal China menjadi negasi dari kebiasaan ini.

Hal tersebut juga telah ditegaskan dalam Perpres Nomor 107/2015 bahwa model bisnis semata-mata B-to-B, tanpa melibatkan APBN maupun jaminan pemerintah.

Keputusan konsorsium ini sangat menguntungkan Pemerintah, ketika pihak Jepang hanya berkeinginan menyalurkan pendanaan lewat bantuan bilateral G-to-G.

Semua negara berkeinginan memiliki KA Cepat dengan trek dedicated. Namun belum banyak  negara yang bisa memiliki.

KA Cepat jarak jauh biasanya perlahan-lahan akan menyerap penumpang angkutan udara yang ada. Di Australia, AS dan Inggris sekalipun, KA Cepat masih menjadi pembahasan publik.

Beberapa jalur mungkin akan segera dimulai di AS. Di Eropa tercatat hanya beberapa negara yang mengoperasikan KA Cepat yakni Perancis, Jerman, Spanyol dan Italia.

Mimpi Uni Eropa untuk memiliki jaringan rel KA Cepat Trans-Eropa, telah ditetapkan oleh Council Directive 2001/16/EC sejak 19 Maret 2001.

Tujuan dari EU Directive ini adalah untuk mencapai interoperabilitas jaringan KA Cepat lintas Eropa sehingga dapat dilintasi berbagai operator KA dari negara yang berbeda.

Sebelumnya Uni Eropa sudah menjalankan agenda yang sama untuk jaringan KA konvensional mereka, dengan respons dan kecepatan implementasi yang beragam dari masing-masing negara.


Sebelumnya: KA Cepat Harus Menjadi Bagian dari "Grand Design" Ekonomi Nasional (I)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com