Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Songdo, Kota Masa Depan Korea Selatan

Kompas.com - 04/11/2015, 12:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber curbed

KOMPAS.com - Songdo adalah sebuah kota dengan rencana induk di pantai barat negara Asia yang mengedepankan pengembangan hijau sebagai salah satu atraksi utama. Pada tahun 2000, daerah ini masih berupa serangkaian rawa.

Namun, karena dekat bandara internasional, menjadikan posisinya sangat strategis. Jangan lupa, Songdo sempat beken karena merupakan tempat mendarat Jenderal MacArthur selama Perang Korea.

Sekarang, kota di Korea Selatan ini menjadi eksperimen pembangunan senilai 40 miliar dollar AS (Rp 547,9 triliun) untuk desain kota yang cerdas, dengan potensi bisnis yang terus berkembang.

Kota ini juga diisi oleh pencakar langit 68 lantai, pusat taman yang sangat luas, dan beberapa gedung dengan konsentrasi tertinggi di dunia bersertifikat LEED.

"Ketika kami pertama kali mulai, itu (Songdo) hanyalah tempat yang dekat dengan bandara. Sekarang, dengan puluhan ribu orang di sana, itu adalah tempat yang lebih menenangkan, terbuka dan berorientasi keluarga untuk tinggal dan bekerja," kata Wakil Presiden Eksekutif Pengembangan Gale International, Tom Murcott.

Gale International sendiri merupakan pengembang global yang mengerjakan proyek Songdo.

Patrick Sisson/einnews Songdo akan dipenuhi dengan konstruksi 60 juta kaki persegi atau 5,5 juta meter persegi.
Saat ini, proyek Songdo sudah terbangun 70 persen. Menurut Murcott, kota ini akan dipenuhi dengan konstruksi 60 juta kaki persegi atau 5,5 juta meter persegi.

Sepertiga di antaranya telah  bersertifikat LEED. Jumlah populasi yang mendiaminya lebih dari 67.000 penduduk. Songdo juga akan memiliki pantai aktif 35 mil dari barat daya Seoul.

Disebut "kota di mana-mana," Songdo dirancang memiliki fitur teknologi cerdas, seperti serangkaian pusat tabung sampah yang menghubungkan seluruh kota.

Fitur ini memungkinkan tidak ada lagi tong sampah yang penuh atau tumpukan plastik di sudut-sudut jalan.

Empat puluh persen dari kota ini adalah taman. Proporsi taman ini merupakan salah satu tertinggi di dunia. Dilengkapi juga dengan jalur sepeda dan trotoar bagi pejalan kaki.

Songdo juga dirancang sebagai kota masa depan, karenanya, kota ini menawarkan visi hijau yang lebih baik dari sekarang.

Patrick Sisson/einnews Proyek-proyek baru bermunculan, sekaligus menunjukkan bahwa prospek bisnis di Songdo akan terus melejit.
Padahal, beberapa tahun yang lalu, Gale tidak menghasilkan keuntungan setelah hampir belasan tahun menghabiskan dana untuk membangun proyek di sini.

Namun sekarang, proyek-proyek baru bermunculan, sekaligus menunjukkan bahwa prospek bisnis di kota ini akan terus melejit.

Murcott menambahkan, Songdo dirancang lebih hijau dan sebagai kota eklektik dengan perencanaan berlawanan.

Para perencana proyek dari Kohn Pedersen Fox difokuskan untuk memasukkan taman seluas 101 acre atau 40,8 hektar di tengah pembangunan.

Di sisi lain, Murcott juga percaya pembangunan ini adalah kunci bagaimana kota tumbuh perlahan dan sesuai bagi pendatang baru, seperti George Mason, University of Utah dan UNLV dan sekolah perhotelan.

"Ini adalah tempat baru yang sedikit berbeda dari Seoul. Kami memberi mereka (investor) sebuah alternatif," kata Murcott.

Saat ini, bolak-balik ke Seoul melalui kereta bawah tanah memakan waktu kira-kira satu jam setengah.

Namun, Gale berharap, kereta berkecepatan tinggi bisa datang dalam beberapa tahun ke depan, yang memangkas perjalanan hingga 20 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com