Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Intiland Tumbuh Tipis 16 Persen

Kompas.com - 30/09/2015, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gejolak perekonomian global yang mendorong para investor mengambil sikap menunggu, dan menunda rencana investasi, berdampak pada menipisnya pertumbuhan pendapatan dan penjualan para pelaku bisnis dan industri properti.

Hal tersebut dialami PT Intiland Development Tbk. Pengembang yang dinakhodai Hendro S Gondokusumo ini hanya mampu mencatat pertumbuhan pendapatan Rp 993 miliar selama separuh tahun 2015. Lebih tinggi 16 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk., Archied Noto Pradono, menjelaskan, kenaikan pendapatan disumbang oleh pengembangan proyek multifungsi (mixed use) dan hunan vertikal.

"Pengakuan penjualan proyek kondominium 1Park Avenue dan South Quarter di Jakarta menyumbang kontribusi besar pada meningkatnya pendapatan sepanjang semester I tahun ini,” ujar Archied dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (30/9/2015). 

Ditinjau dari segmentasi pengembangannya, proyek-proyek multifungsi dan hunian vertikal masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha yakni mencapai Rp 613 miliar atau 62 persen. 

Sementara, segmen pengembangan kawasan perumahan menyumbang Rp 274 miliar atau 27 persen. Sisanya sebesar 11 persen atau Rp 106 miliar berasal dari segmen properti investasi berupa penyewaan gedung perkantoran, pergudangan, lapangan golf dan sarana olahraga. Sedangkan, segmen pengembangan kawasan industri belum mencatatkan kontribusi pendapatan.

Hilda B Alexander/Kompas.com Presiden Komisaris PT Intiland Development Tbk, Cosmas Batubara, mendampingi Presiden Direktur dan CEO PT Intiland Development Tbk, Hendro Santoso Gondokusumo, dalam prosesi tutup atap apartemen 1Park Avenue, Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/9/2015).
Ditinjau berdasarkan tipe pendapatan usaha, pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp 887 miliar atau 89 persen. Sisanya berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang mencapai Rp 106 miliar atau 11 persen.

Archied mengakui kondisi pasar properti sepanjang tahun ini cukup berat. Para pengembang menghadapi tantangan turunnya minat beli masyarakat. Kendati berhasil meningkatkan pendapatan usaha, namun kinerja profitabilitas perseroan mengalami penurunan.

Per 30 Juni 2015, Intiland mencatatkan perolehan laba kotor hanya Rp 397 miliar, atau lebih rendah 9 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 436 miliar. Laba usaha tercatat mencapai Rp 143 miliar dan laba bersih sebesar Rp 130 miliar.

"Penurunan kinerja profitabilitas ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya belum adanya kontribusi pendapatan dari segmen kawasan industri dan meningkatnya beban operasional menjadi faktor yang menekan pertumbuhan laba," tutur Archied.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com