Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibuat di Jerman, Dianyam di Filipina, Dijual di Indonesia

Kompas.com - 09/09/2015, 07:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen furnitur asal Jerman, Dedon, mulai memasuki pasar Indonesia. Bertindak sebagai distributor, PT Dynaforce International. Perusahaan ini juga yang akan mengimpor produk tersebut.

Dedon berbahan dasar serat sintetis. Bahan tersebut dibuat dan menggunakan teknologi Jerman. Teknologi ini bertujuan untuk membuat bahan yang tahan lama meski terkena air dan panas di luar ruangan.

Operation Director Dedon Asia Pacific Limited, Helen Chan mengatakan, setelah bahannya siap, desainer akan membuat desainnya.

"Setiap koleksi kami unik karena dibuat berdasarkan desainer masing-masing. Tidak ada bentuk yang sama karena budayanya berbeda" ujar Helen kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2015).

Helen menyebutkan, desainer tersebut antara lain berasal dari Paris, Jean Marie Massaud; Austria, Martin Bermann, Gernot Bohmann Haral Grundl; Amerika, Richard Frinier; Belanda, Harry Hpj van Ierssel dan Chilean Camila vega Faba; serta Swiss, Nick Thomkins.

Bahan-bahan yang sudah siap ini, kemudian dikirim ke Filipina untuk dibentuk sesuai dengan permintaan desainer. Cebu dipilih Dedon karena pengrajin di kota ini sangat terlatih dan profesional. Pengrajin ini tidak hanya menganyam dan membentuk furnitur berdasarkan desain, tetapi juga memberikan warna.

Mulai dari pemesanan hingga produk siap dipasarkan, kata Helen, membutuhkan waktu setidaknya 8 minggu. Waktu yang cukup lama ini dihabiskan untuk memastikan setiap tahapan sesuai standar. Belum lagi, produk Dedon dibuat menggunakan tangan sehingga setiap detailnya sangat diperhatikan.

"Tapi ini tidak sama setiap produk. Dalam proses desain sendiri membutuhkan hampir dua tahun untuk membuktikan desain tersebut memang layak digunakan. Pertimbangannya adalah seberapa sulit dan rumit desain tersebut, serta apakah para pengrajin bisa mengerjakannya," sebut Helen.

Dalam perjalanan 25 tahun, Dedon sudah memiliki banyak koleksi. Saat ini, Dedon sudah menyiapkan koleksi baru yang penuh warna. Desainnya dirancang agar menyatu dengan berbagai suasana mulai dari klasik dan tradisional. Setidaknya, Dedon sudah mempersiapkan 30 koleksi berbeda.

Helen menyebutkan, pasar Dedon antara lain, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Selandia Baru, Mongolia, Filipina, Thailand, Rusia, dan beberapa negara Eropa lainnya. Sementara itu, di Indonesia, Dedon akan mulai memasarkannya tahun ini. Dynaforce akan mengimpornya langsung ke Indonesia.

Meski momentum kondisi perekonomian Indonesia sedang kurang prima, hal tersebut tidak membuat Dynaforce mengurungkan niat mengimpor Dedon. "Kenapa memasarkan di saat ekonomi Indonesia lesu? Menurut saya, tidak pernah ada waktu yang baik. Bagaimanapun juga, Indonesia adalah pasar potensial yang paling besar," kata Group CEO Dynaforce International Pte. Ltd. Annie Sun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com