Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Solusi Percepatan, Seminar Sejuta Rumah Digelar

Kompas.com - 24/08/2015, 12:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Seminar Hari Perumahan Nasional 2015 di Auditorium Kementerian PUPR, Senin (24/8/2015). Selain untuk mencari solusi permasalahan kebutuhan rumah, seminar ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Perumahan.

Kendati sejak Presiden RI pertama, Soekarno, rumah rakyat harus dibangun menlalui program satu rumah sehat untuk satu keluarga, namun, sampai sekarang belum bisa diwujudkan. pasalnya, perlu strategi dan program komprehensif. Untuk mencari strategi itu salah satu caranya dengan membuka ruang dialog.

Direktur Rumah Khusus Kementerian PUPR, Lukman Hakim menjelaskan, tujuan seminar ini antara lain menghimpun pendapat dan masukan dari para pihak terkait dan publik dalam percepatan program sejuta rumah. Sasarannya yaitu, pendalaman kebijakan penyelenggaraan Program Nasional Sejuta Rumah, terwadahinya ruang dialog, teridentifikasinya berbagai tantangan dalam implementasi Program Nasional Sejuta Rumah, terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi dalam penyelenggaraan strategi percepatan program.

Seminar ini, kata Lukman, dihadiri pemerintah, pakar, asosiasi profesi, badan usaha, bank, dan masyarakat lainnya. Materi bahsasan mengenai tata ruang pertanahan, dukungan kerja, teknologi, dan implementasi Program Nasional Sejuta Rumah.

Perumnas.co.id Salah satu rusunami yang dibangun Perumnas di Jakarta.
Percepatan

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, meski terlihat sulit, Program Nasional Sejuta Rumah ini harus berjalan. Salah satu upayanya adalah penyelenggaraan diskusi dan seminar. "Jangan seperti museum. Kita memang apresiasi masa lalu dan nostalgia. Kalau seminar, kita ingin maju ke depan. Tidak lihat ke belakang lagi," kata Basuki.

Dia menambahkan, seminar sebaiknya tidak dinilai sebagai kegiatan yang tanpa arti. Sebaliknya, dari seminar tersebut dapat diperoleh proses mencari solusi permasalahan. Menurut Basuki, tanpa diskusi, tidak akan terlaksana sebuah Program Nasional Sejuta Rumah.

Basuki menyebutkan, hal yang paling mendesak saat ini adalah inovasi pembiayaan perumahan. Dari sisi teknologi, misalnya anti-gempa atau kebakaran, pembangunan perumahan sudah tidak perlu diragukan lagi.

"Inovasi pembiayaan perlu digali. Menurut Soekarno, pencapaian kebutuhan rumah butuh 20-40 tahun. Ini sudah 70 tahun (Indonesia merdeka) kebutuhan rumah belum bisa penuhi. Hari ini satu hal yang perlu diperingati, bagaimana percepatan pembangunan perumahan," tandas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com