Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Darsiti, Pembangunan Tol Pejagan-Brebes Timur Terhambat

Kompas.com - 13/07/2015, 21:55 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

PEJAGAN, KOMPAS.com — Pembangunan Tol Pejagan-Brebes Timur yang merupakan bagian dari Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 kilometer masih terkendala pembebasan lahan. Hal itu membuat tol ini belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai jalur mudik Lebaran 2015.

Menurut Direktur Utama PT Waskita Toll Road (anak usaha PT Waskita Karya Tbk) Herwidiakto, pembangunan terhambat oleh enam bidang lahan yang belum dibebaskan.

"Enam bidang lahan tersebut berada di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Seharusnya Tim Pembebas Tanah (TPT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membebaskan lahan secara konsinyasi biar lebih cepat," tutur Herwidiakto kepada Kompas.com, Senin (13/7/2015).

Salah satu dari enam bidang lahan dimaksud merupakan milik Darsiti binti Umar. Perempuan ini mempunyai hak atas lahan seluas 721 meter persegi beserta empat bangunan di atasnya lengkap dengan sertifikat hak milik (SHM).

Tanah Darsiti berada di wilayah RT 03 RW 1 Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Brebes Timur, Kabupaten Brebes. Lokasinya persis berada di tengah-tengah lintasan Tol Pejagan-Brebes Timur.

Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto aerial tanah dan rumah Daristi binti Umar di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. KOndisi aktual pada Senin (13/7/2015).
Darsiti bercerita dengan semangat kepada Kompas.com. Pada sembilan tahun lalu atau 2006, dia ditawari oleh Sularto, staf pembebasan tanah dari Pemerintah Kabupaten Brebes, untuk melepas tanahnya senilai Rp 150.000 per meter persegi.

"Itu pertemuan pertama staf Pemkab Brebes dengan warga Rancawulu. Tapi, saya tidak mau dengan tawaran itu karena terlalu murah. Padahal, tanah saya ada di pinggir jalan," beber Darsiti.

Gagal mencapai kesepakatan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua pun digelar. Namun, Darsiti tak kunjung mau melepas lahannya karena harga penawaran dari Sularto dinilai terlalu rendah, yakni Rp 165.000 per meter persegi, hingga pertemuan terakhir naik menjadi Rp 595.000 per meter persegi.

Meski penawaran terus naik, nilainya masih di bawah harga yang dipatok Darsiti, yakni Rp 1,5 juta per meter persegi. Dengan memperhitungkan kenaikan nilai komersial pasca-penggarapan Tol Pejagan-Brebes Timur, Darsiti pun meningkatkan penawaran menjadi Rp 2 juta per meter persegi.

"Sampai saat ini saya tetap mempertahankan tanah dan bangunan di atasnya. Saya punya komitmen dan konsisten mempertahankan harga segitu. Kalau mau silakan diambil, kalau tidak ya monggo. Saya masih punya usaha kok. Silakan saja melewati rumah saya," tandas Darsiti.

Dalam pantauan Kompas.com, tanah dan rumah Darsiti sudah dikelilingi jalan yang sudah diperkeras. Bahkan, di sebelah timur rumah Darsiti telah berdiri beton penyangga jembatan Tol Pejagan-Brebes Timur.

Terhadap hal ini, Darsiti pun tak mau ambil pusing. Menurut dia, silakan saja PT Waksita Toll Road membangun, tetapi dia tetap tidak akan melepaskan haknya begitu saja.

"Sampai saat ini, saya belum mengubah pendirian sejak sembilan tahun lalu, yakni Rp 1,5 juta per meter persegi. Saya tak mau muluk-muluk, saya ingin hak saya dihargai karena tanah dan bangunannya masing-masing sudah dilengkapi SHM," tutup Darsiti.

Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto aerial lahan dan rumah Darsiti binti Umar di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Kondisi aktual pada Senin (13/7/2015).
Untuk diketahui, proyek Tol Pejagan-Pemalang dimulai pembangunannya pada 23 Juli 2014. Konstruksi jalan menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement) dengan empat jalur pada tahap awal dan enam jalur pada bagian akhirnya.

Tol ini terdiri dari empat seksi, yaitu Seksi I Pejagan-Brebes Barat sepanjang 14,20 kilometer, Seksi II Brebes Barat-Brebes Timur sepanjang 6,00 kilometer, Seksi III Brebes Timur-Tegal Timur sepanjang 10,40 kilometer, dan Seksi IV Tegal Timur-Pemalang sepanjang 26,90 kilemeter.

Herwidiakto optimistis bahwa pembangunan akan berjalan sesuai jadwal. Bahkan, dia menargetkan rampung pada Agustus 2016. Proyek akan dikebut dan diharapkan dua atau tiga bulan sebelum Lebaran tahun depan Tol Pejagan-Brebes Timur rampung.

"Kami akan melakukan percepatan pembangunan tol sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan. Percepatan tersebut melalui upaya-upaya seperti penambahan group (tenaga kerja)," ujar Herwidiakto.

Berikut video perjalanan tim Kompas.com menyusuri Tol Darurat Pejagan-Brebes Timur:



 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau