Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Balon "Presiden" Arsitek Indonesia

Kompas.com - 26/06/2015, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain dua nama tenar, Bambang Eryudhawan dan Ahmad Djuhara yang bertarung memperebutkan kursi IAI Satu, terdapat lima bakal calon (balon) lainnya.

Dalam berita acara verifikasi bakal calon ketua umum IAI periode 2015-2018, kelima balon ini telah lolos proses penjaringan. Mereka adalah Puguh Harijono, Elkanady Ickrom Muftizar, Muaz Yahya, M Oto Riskandar, dan Rizal Syarifuddin. 

Siapakah mereka ini? Mari mengenal lebih dekat para balon yang saat ini tengah menunggu hasil pemungutan suara tahap pertama untuk dapat memastikan diri menuju tahap selanjutnya yakni proses pencalonan pada 3 Juli 2015.

Puguh Harijono

Alumna Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini kenyang makan asam garam berorganisasi. Puguh juga punya rekam jejak panjang menjadi pengurus organisasi alumni UGM sejak 2001 hingga saat ini.

Keterlibatannya secara struktural di IAI sejak 2010 sampai sekarang dengan menempati posisi sebagai anggota Dewan Keprofesian Arsitek (DKA). Tak hanya itu, dia juga pernah aktif sebagai anggota Real Estate Indonesia selama satu dasa warsa 1987-1997. 

Selain anggota DKA, kesibukannya secara struktural yang masih dijabat hingga sekarang adalah Ketua Unit Sertifikasi Tenaga Kerja (USTK)–LPJK Provinsi DKI Jakarta, anggota Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK) Pemerintah DKI Jakarta, dan Manggala Penilai Ahli Bangunan Gedung Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).

Elkanady Ickrom Muftizar

Kelahiran 13 April 1950 ini maju dalam pemilihan Ketua Umum IAI 2015-2018 berbekal Ketua Kehormatan Inkindo Kalimantan Selatan dan Ketua Kehormatan IAI Kalimantan Selatan yang telah dijabatnya sejak 1978 hingga saat ini.

Elkanady merupakan lulusan Strata Dua Institut Teknologi Bandung 1994. Dia juga dikenal sebagai dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dan pernah menjabat beberapa posisi struktural di perguruan tinggi ini.

Muaz Yahya

Putra Makassar berusia 47 tahun ini percaya diri maju bertarung dalam pesta demokrasi IAI ini karena latar belakangnya sebagai Ketua Kehormatan IAI Sulawesi Selatan periode 2014-2017, dan anggota Dewan Keprofesian Arsitek (DKA) IAI 2011-2015.

Namun, tak hanya itu "amunisi" yang dimiliki Muaz. Dia juga merupakan Wakil Sekjen INKINDO 2014-2018, Ketua Komite Tetap Bidang Perencanaan Konstruksi KADIN Sulawesi Selatan 2014-2019, dan Wakil Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hassanudin 2014-2018.

M Oto Riskandar

"Presiden" arsitek pernah dijabatnya pada 2008-2011. Bukan sembarang "presiden", melainkan Ketua IAI Papua. Karena rekam jejaknya itulah, Oto kini menempati posisi sebagai Ketua Kehormatan IAI Papua.

Oto yang merupakan birorkat di jajaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi Papua sejak 1991, pernah dianugerahi Satya Lencana Karya Satya XX (duapuluh tahun) atas pengabdiannya ini.

Rizal Syarifuddin

Dialah "otak" di belakang Kantor Pusat PDI Perjuangan yang selalu ramai dan kerap menjadi santapan media. Dia pula yang mendesain beberapa rumah pribadi, rumah sakit, townhouse, serta Markaz FPI Ciawi, dan General Aviation Terminal Jakarta.

Namun, tak hanya itu yang menjadikan Rizal mau mencalonkan diri menuju IAI Satu. Dia yang merupakan lulusan Arsitektur ITS Surabaya 1993, adalah juga anggota Dewan Keprofesian Arsitek (DKA) IAI Pusat 2012.

Rizal juga pernah menjadi anggota caretaker pengurus IAI, pegiat kajian perkotaan Urbanus Antara Institute, serta menjadi Sekjen Pengurus Nasional IAI. Sebelumnya Rizal pernah menjadi anggota Badan Pengembangan Keprofesian IAI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com