Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilihan Ketua Umum IAI, Dua Kandidat Perjuangkan "Fee"

Kompas.com - 26/06/2015, 12:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama-nama beken arsitek macam Bambang Eryudhawan dan Ahmad Djuhara tentu dianggap sangat mudah menaklukkan kompetisi menuju kursi IAI Satu yang akan digelar pada 17-19 September 2015. 

Kedua nama ini banyak dijagokan sesama rekan sejawat. Bambang Eryudhawan atau karib disapa Yudha, demikian intensif memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. Namun, jauh sebelum itu, Yudha kerap menjadikan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi terkait perkembangan arsitektur dan juga perkotaan di Indonesia.

Tak jarang, Yudha mengkritik tajam kebijakan pemerintah terkait implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di kota-kota yang disinggahinya. Demikian halnya, Yudha juga sering mengabarkan perkembangan aktual karya-karya para arsitek asing.

Sementara Ahmad Djuhara, dikenal sebagai aktivis dan juga organisatoris murni. Sejak masih mahasiswa, Juju, demikian nama panggilannya, menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Parahayangan Bandung pada 1988-1989. 

Setelah itu, berturut-turut Juju kemudian menempati posisi struktural dalam berbagai organisasi, termasuk pernah menjadi Ketua IAI Jakarta pada 2006-2009. Juju juga merupakan inisiator dan pendiri Green Building Council Indonesia (GBCI).

Jika mulus terpilih sebagai Ketua Umum IAI periode 2015-2018, Juju akan mengegolkan RUU Arsitek dan membentuk Dewan Arsitek Indonesia sebagai program prioritas.

"Saya akan membawa IAI melalui pranata baru keprofesian arsitek Indonesia. untuk itu, RUU Arsitek harus tembus (goal)," jelas Juju kepada Kompas.com, Kamis (25/6/2015).

Juju menegaskan, jika pemerintah ingin arsitek Indonesia maju dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri harus punya regulasi yang jelas. Terlebih tahun ini Masyarakat Ekonomi ASEAN akan diberlakukan. 

Pekerjaan rumah IAI, kata Juju, sebetulnya sangat kompleks. Termasuk mengedukasi masyarakat untuk lebih paham mengenai profesi arsitek. Selain itu, pemerintah juga perlu menegaskan bahwa proyek-proyek bangunan memang harus dirancang arsitek yang berkompeten.

"Sementara untuk internal, saya akan membuat IAI Daerah lebih mandiri, terutama secara finansial. Perlu ada sebuah cara yang efektif membangun hal ini," ujar Juju.

Caranya, dengan merancang regenerasi organisasi menjadi lebih modern yang secara finansial berkelanjutan. Sebaran sponsor perlu dipetakan sesuai dengan potensi intervensi pasar industri konstruksi.

Arsitek yang berkompeten, menurut Juju, harus dibayar dengan proporsional sesuai dengan kompetensinya. Kue industri konstruksi di daerah, selama ini tidak sampai ke arsitek karena tidak dilibatkan. Banyak bangunan-bangunan di daerah yang tidak dirancang oleh arsitek.

"Ini yang akan saya ubah. Karena pasar terbuka akan memaksa masyarakat kita belajar tentang standar yang baik," imbuh Juju.

Sementara Yudha yang pernah menjadi pengurus IAI Jakarta pada 2000-2006 dan Wakil Ketua IAI Pusat 2008-2011 akan memperjuangkan warisan pekerjaan masa lalu yang tak kunjung terselesaikan.

Yudha juga akan memperjuangkan peningkatan fee arsitek dalam RUU Arsitek serta merevisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IAI.

"Secara umum, fee rerata masih di bawah 3 persen. Seharusnya 5 persen dan sampai suatu nanti akan mendekati 10 persen," tandas Yudha.

Dia mengaku tak punya hal istimewa terkait visi dan misinya. Namun, sebagai konsekuensi logis dari keterlibatan di IAI sejak 1996-1997, Yudha termotivasi ikut pemilihan tahun ini.

"Saya sempat dua kali ikut pemilihan, yakni 2008 dan 2012 lalu. Tapi kalah," kata Yudha ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau