Beberapa investor dari negara berbeda masuk Iskandar Malaysia. Terbesar masih diduduki Singapura, kemudian Tiongkok, dan Hongkong. Indonesia sendiri menempati urutan ke delapan.
Sementara itu, Batam, menurut data BP Batam, sepanjang 2014 mencatat komitmen investasi sekitar Rp 4,6 triliun.
Untuk mengatasi ketertinggalan, cara yang paling baik, imbuh Ismail, adalah menyajikan apa yang terbaik bagi wilayah tersebut, bukan semata alasan insentif sebagai pemantik alias trigger. Sebab, kalau bersaing hanya karena insentif seperti pajak bebas, dan tanah gratis, akan percuma hasilnya.
"Daya tarik utama yang harus dilakukan Batam adalah pembangunan ekosistem yang mampu menjawab kebutuhan para pebisnis dan investor, antara lain infrastruktur, transportasi publik, dan sumber daya alam," kata Ismail.
Iskandar Malaysia, menurut Ketua DPD REI Batam Djaja Roeslim, dibuat secara sangat detail untuk melihat apakah harus bersinergi atau berkompetisi sehingga investor asing tertarik masuk.
Kontras dengan Batam yang awalnya workable. Pengetahuan atau pola berpikir untuk menjalankan aspek komersial kota dan infrastruktur sangat kecil porsinya. Kalau pejabat kota mengerti aspek komersial pasti bisa berkolaborasi dengan baik.
"Tak mengherankan Iskandar Malaysia menjadi pilihan investor Singapura dan negara lain, sementara Batam tidak jelas. Mereka, para investor itu, lebih memilih Iskandar dengan kondisi yang sudah tertata rapi," ungkap Djaja.
Ismail mengakui, Iskandar memang telah menjadi lokasi pilihan investasi di Asia. Mereka datang karena infrastruktur fisik sudah siap, seperti konektivitas yang baik melalui jalan, laut dan udara, serta infrastruktur lunak, seperti pendidikan yang sangat baik dan fasilitas kesehatan, fasilitas rekreasi, pariwisata, dan gaya hidup urban.
"Lokasinya yang strategis di jantung Asia menyediakan akses mudah ke kawasan ASEAN dan pasar sekitarnya," kata Ismail seraya menambahkan, kedekatan Iskandar dengan Indonesia sebagai pasar yang terbesar sangat menguntungkan.
Iskandar Malaysia sejatinya merupakan koridor ekonomi di Selatan Johor. Wilayah pengembangan meliputi area seluas 2.217 kilometer persegi. Luas wilayah ini tiga kali ukuran Singapura dan dua kali ukuran Hongkong.
Iskandar Malaysia ini dipertimbangkan untuk memanfaatkan sinergi dengan Singapura karena bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain sebagai pusat ekonomi dalam rancangan comprehensive development plan (CDP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.