Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Batam, Dua Pengembang Stop Berproduksi

Kompas.com - 11/06/2015, 20:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BATAM, KOMPAS.com - Rupiah yang terjerembab hingga sempat menyentuh level Rp 13.400 per 1 dollar AS, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat, membuat bisnis dan industri properti di Batam, Kepulauan Riau, oleng. Penjualan anjlok sebesar 30 persen.

Penurunan penjualan, sejatinya sudah terjadi sejak kuartal pertama 2015, dan terus berlanjut hingga kuartal kedua. Saat kuartal pertama, penjualan merosot sekitar 10 persen hingga 15 persen. Memasuki kuartal ketiga dan seterusnya, masa depan properti Batam pun diprediksi bakal lebih dramatis.

Saat ini saja, sudah jatuh korban yakni dua perusahaan pengembang yang memutuskan berhenti berproduksi. Penjualan mereka melorot drastis akibat rumah-rumah yang masih dalam masa pemasaran, atau yang sudah kadung dibangun, tak terserap pasar.

Ketua DPD REI Batam, Djaja Roeslim, mengungkapkan hal tersebut kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2015).

"Kondisi ekonomi aktual dan terpuruknya Rupiah sangat memukul bisnis, dan industri properti di Batam. Sudah dua perusahaan pengembang yang memilih stop membangun karena anjloknya penjualan," tutur Djaja tanpa bersedia menyebut nama kedua perusahaan tersebut.

Djaja menambahkan, akibat penjualan rumah-rumah tak laku, banyak pengembang yang kemudian tak sanggup membayar kontraktor dan pemasok material bangunan. Sebagian lainnya memilih opsi menunda pembayaran.

Banyaknya pengembang yang tidak sanggup membayar kontraktor dan pemasok, menurut Djaja, karena seluruh komponen material utama macam readymix, besi, penutup atap, baja, kabel, dan aluminium itu dibeli dengan mata uang dollar Singapura.

"Setiap nilai tukar Rupiah turun 10 persen, harga material bangunan akan melonjak 3 persen. Jadi saat Rupiah terjengkang 30 persen, harga material bangunan pun naik sekitar 9-10 persen," tandas Djaja.

Industri

Menurunnya permintaan properti hunian ini, kata Djaja, karena industri sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) Batam pun dilanda penurunan. Di antaranya industri elektronik, minyak dan gas, otomotif, consummer goods, dan lain-lain. Hal ini secara langsung berdampak pada daya beli yang tergerus signifikan.

"Semua kelas pengembang terkena dampaknya. Namun yang paling parah adalah pengeembang gurem, kelas menengah, dan kelas menengah atas. Kalau pengembang mewah tidak terlalu sensitif terhadap kondisi saat ini," tandas Djaja.

Karena itu, dia berharap pemerintah segera melakukan intervensi agar Rupiah tetap stabil, dan ekonomi digenjot hingga batas psikologis sehingga pengembang yang gulung tikar dapat kembali membuka usahanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau