Lily menjelaskan, perlambatan tidak akan mampir di kawasan-kawasan strategis berfasilitas lengkap, dengan askesibilitas memadai. Properti di lokasi dengan karakteristik seperti ini justru akan kian diminati.
"Serpong satu di antaranya. Empat akses, dua di antaranya akses eksisting yakni Tol Jakarta-Merak via Kunciran, dan Tol Jakarta Outer Ring Road, melintasi kawasan ini. Akses tol ini semakin menjadikan Serpong lebih terbuka dan berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi," kata Lily.
Faktor lainnya yang membuat Serpong justru semakin menggeliat adalah, pasar dengan ceruk yang lebar. Mulai dari kalangan bawah, menengah bawah, menengah-menengah, menengah-atas, hingga atas, jumlahnya luar biasa banyak.
"Pola migrasi urban juga turun memengaruhi densitas populasi Serpong yang pada gilirannya sangat membutuhkan hunian dan tempat usaha. Kebutuhan dan pasokan akan terus berlangsung dengan dinamis sehingga mencapai posisi seimbang," imbuh Lily.
Tingginya kebutuhan akan hunian, dan tempat usaha tersebut menstimulasi kenaikan harga lahan menjadi Rp 20 juta per meter persegi di sepanjang jalur komersial Jl Raya Serpong. Tak ada lagi penawaran lahan luas dengan harga rendah.
"Karena itu, kami menawarkan hunian dan tempat usaha vertikal melalui pemanfaatan atau optimalisasi lahan. Sehingga produk yang kami tawarkan masih bisa dijangkau oleh kalangan muda kelas menengah," timpal Fransiscus.
Selain Grup Aldebaran, pengembang lainnya yang lebih dulu menggarap hunian dan tempat usaha vertikal di Serpong adalah PT Sutera Agung Properti. Pengembang ini bahkan merilis sekuel dari Saumata, yakni Saumata Suites dengan harga jual mulai dari Rp 4,9 miliar untuk unit seluas 149,3 meter persegi.
Menyusul PT Prioritas Land Indonesia dengan proyek Majestic Point Serpong yang saat ini sudah mencapai tahap tutup atap. Berikutnya berturut-turut PT PP Properti dengan Te Ayoma Residences, Pohon Group dengan TreePark Apartments and Commercial, Sinarmas Land dengan Marigold dan beberapa apartemen terjangkau lainnya, dan PT HK Realtindo dengan Kubika Homy.