Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Korea Pilih Indonesia ketimbang Negara ASEAN Lainnya

Kompas.com - 28/04/2015, 19:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang yang berbasis di Korea Selatan, TheVoo Architects and Engineers Group, melalui anak usahanya The One Partners, lebih memilih Indonesia ketimbang negara Asia Tenggara lainnya macam Vietnam, Myanmar, Thailand, atau Filipina untuk berinvestasi.

Menurut Vice President The One Partners, Kim Min Sung, Indonesia lebih prospektif, dan menjanjikan dibanding negara di kawasan yang sama. Kendati perekonomian secara makro telah lesu, namun diyakini hanya sementara. Indonesia akan kembali bangkit pada tahun-tahun yang akan datang.

"Terlebih saat ini Pemerintahan Joko Widodo tengah menggenjot pembangunan infrastruktur yang justru akan menstimulasi perkembangan daerah-daerah macam Lombok, dan Kawasan Timur Indonesia lainnya. Ini adalah peluang yang menjanjikan," tutur Kim kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2015).

Baca juga: Saat Pemerintah dan DPR Rapat Diam-diam Selama 2 Hari di Hotel Mewah, Diduga Bahas Revisi UU TNI

Kim melanjutkan, selain menjanjikan peluang dan masa depan bisnis yang cerah, The One Partners memilih Indonesia, khususnya Lombok karena punya daya pikat (magnitude) yang tinggi.

Lombok saat ini mirip dengan Bali 10 tahun yang lalu. Pantai-pantainya bersih dengan pasir putih, dan lautnya yang jernih biru kehijauan, serta bukit dan pegunungan yang masih alami.

"Sementara Bali semakin padat dan ramai,  potensi area yang dapat dikembangkan di Bali juga semakin terbatas," imbuh Kim.

Baca juga: Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

Sebelum memutuskan memilih Lombok, Kim dan timnya telah mendatangi sekitar 100 tempat di Indonesia maupun negara Asia Tenggara lainnya untuk dijadikan sebagai wilayah ekspansi bisnis hospitalitas. Namun, dari tempat sebanyak itu, Lomboklah yang mereka pilih.

Selain keindahan natura, Lombok menjadi tujuan utama The One Partners, karena berbagai indikator. Mulai dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat, sejak tahun 2010 hingga 2014 tercatat rata-rata tumbuh 20 persen per tahun, hingga tingkat hunian rata-rata hotel dan vila rerata 50 persen. Bahkan, untuk hotel dan vila bintang 5 tingkat hunian bisa berada pada posisi 70 persen-80 persen.

"Karena semua potensi dan daya pikat itulah The One Partners membenamkan dana investasi senilai Rp 250 miliar," imbuh Kim.

 

Baca juga: Ketika Ahok yang Niat Buka-bukaan Justru Dibuat Kaget Penyidik soal Korupsi Pertamina...

Dana sebesar itu digunakan untuk mengembangkan fasilitas akomodasi berkonsep vila hotel atau vilatel yang diberi nama Royal Tulip Resorts and Spa. Lokasi tepatnya berada di Lombok Tengah bagian selatan, atau hanya berjarak 3 kilometer dari Mandalika, Kuta.

Masuknya dana The One Partners ini, merupakan bagian dari investasi Penanam Modal Asing (PMA) Korea Selatan. Menurut Deputi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Bidang Promosi Penanaman Modal, Himawan Hariyoga, sepanjang kuartal pertama 2015, realisasi investasi PMA Korea Selatan mencapai 634,0 juta dollar AS atau setara Rp 8,2 triliun.

"Nilai investasi tersebut tersebar untuk 372 proyek. Dan Korea Selatan, termasuk dalam daftar negara dengan investasi terbesar ketiga setelah Singapura dan Jepang," ungkap Himawan.

 

Baca juga: Demi Mudik Lebih Longgar, Menag Perpanjang Libur Lebaran Jadi 20 Hari, Ini Rinciannya

Vilatel


Vilatel Royal Tulip Resort & Spa dikembangkan di atas lahan seluas 20.263 meter persegi dengan luas bangunan 7.328 meter persegi.  The One Partners menawarkan 61 unit vila tipe 1, 2, dan 3 kamar tidur dengan luas unit mulai dari 175,72 meter persegi hingga 582,68 meter persegi.

Total vila yang dijual 45 unit. Sebanyak 10 unit telah dibeli oleh investor dari Shanghai dan Beijing, sehingga hanya 35 unit yang akan ditawarkan kepada para investor di Indonesia. Sebanyak 16 unit akan dimiliki oleh pengembang dan tidak untuk dipasarkan,” ujar Kim.

Baca juga: Dedi Mulyadi Cari Kades yang Marah soal Pembongkaran Bangunan Liar di Bekasi

Ada pun harga yang ditawarkan mulai dari 375.480 dollar AS dengan kurs tetap 1 dollar AS=Rp 11.500.  Status kepemilikan 100 persen freehold atau sertipikat hak guna bangunan (HGB). Pembangunan Royal Tulip Resort and Spa, telah dimulai sejak Februari 2015 yang lalu dan diperkirakan selesai pada Desember 2016.

The One Partners menggandeng Louvre Group untuk mengelola vilatel Royal Tulip Resorts and Spa Lombok ini dengan masa kontrak 25 tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Patwal Diduga Tendang Pemotor Saat Kawal Alphard, Polisi: Tersenggol, Bukan Ditendang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau