Pendiri Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Hendrata Atmoko, mengakui kondisi pasar keramik Indonesia yang mengalami kelebihan pasokan. Menurutnya, kapasitas produksi bertambah serempak bersama-sama.
"Sebelumnya, pada 2013, pasar keramik mengalami shortage atau kekurangan jumlah keramik. Keadaan ini membuat pabrik melakukan ekspansi besar-besaran. Hingga saat ini, setidaknya ada 10 pabrik di Indonesia yang melakukan ekspansi produksi," tutur Hendrata saat pameran Keramika 2015, di Jakarta Convention Center, Jakarta, kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2015).
Meski demikian, Hendrata menampik penjualan turun. Pasalnya, pasar domestik masih ada. Terutama didorong pertumbuhan bisnis dan industri properti.
"Kemarin mesin-mesin baru terpasang, ya sekaranglah puncaknya. Keramik jadi over supply," jelas Hendrata.
Dia menambahkan, pasokan berlebih ini baru terjadi sejak awal 2015. Sehingga penjualan keramik mulai sepi dan stok di pabrik keramik juga mulai menumpuk. Meski begitu, Hendrata menegaskan kebutuhan pasar lokal tidak berubah.
Kapasitas
Di sisi lain, pasar keramik Indonesia memiliki kapasitas terpasang sebanyak 300 juta meter persegi per tahun. Jumlah ini dihasilkan oleh pabrik keramik nasional yang mencapai 60 pabrik. Beroperasinya pabrik baru dari perusahaan Taiwan dan Vietnam, membuat pangsa pasar lokal menjadi semakin berkurang.
Hal ini, menurut Hendrata diperparah dengan kegiatan impor yang menelan porsi sekitar 15 juta meter persegi kebutuhan keramik pada 2014.
"Aktivitas impor ini yang jadi kendala tersendiri. Ini sangat mengganggu. Mereka (produk impor) justru memenuhi kebutuhan pasar kita," tandas Hendrata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.