DEPOK, KOMPAS.com - Gaya minimalis sempat menjadi tren dan digemari masyarakat yang akan membangun atau merenovasi rumahnya. Tren minimalis ini menjadi primadona karena desainnya yang sederhana dan memberi kesan ruang lebih luas.
Meski begitu, pimpinan biro konsultan desain, interior dan desain Pavilion 95, Firman Herwanto, mengatakan, gaya seperti ini tidak lagi banyak digunakan karena kurang memenuhi kebutuhan.
"Orang kita (klien) sering koleksi pernak pernik atau foto. Begitu dibilang minimalis, tidak boleh ada foto, mereka jadi tidak engagement (berjodoh) dengan rumahnya," ujar Firman kepada Kompas.com, usai pemaparan materi "Shift" di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Rabu (25/2/2015).
Firman melanjutkan, dahulu arsitek merupakan master mind atau perencana utama dalam setiap proyek desain. Saat tren minimalis menyeruak, para klien seringkali meminta arsitek untuk dibuatkan rancangan dengan gaya tersebut.
Namun saat ini, ia tidak bisa memaksakan gaya minimalis kepada setiap orang, karena belum tentu cocok dengan karakter penghuninya. Bahkan, semakin hari, tambah dia, trennya justru setiap orang semakin spesifik dan personal terhadap desain yang diinginkan untuk ruangan mereka.
"Dia ingin seperti apa, maunya apa, itu kita yang harus cermat," jelas Firman.
Dia menuturkan, sudah tidak lagi menawarkan gaya minimalis ke klien, tetapi mencari tahu lebih dalam bagaimana keseharian atau kebiasaan mereka. Contohnya, saat ada kliennya yang menyukai fotografi, Firman pun membuat ruang atau studio khusus bagi kliennya, untuk memajang karya-karya mereka.
"Uniknya rumah, kita bicara tentang bagaimana kesehariaannya seseorang. Bisa jadi hobi, atau sesuatu yang lebih personal," sebut dia.
Firman tak menampik jika pada beberapa kesempatan, sempat meminta bantuan pakar fengshui. Alasannya, pakar fengshui lebih memahami karakter personal seseorang.
"Jadi desain sekarang lebih melihat bagaimana psikologi seseorang," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.