Hal yang sama juga bisa dikembangkan di wilayah sepanjang JORR dan JORR 2. Belum ada pengembangan pusat belanja, apartemen, sarana hiburan, rekreasi dan hotel. Yang sedang masif digarap justru perkantoran. Untuk itu, kata Hendra, inilah saatnya bagi pengembang untuk membangun properti selain perkantoran.
Sementara di pusat kota, kawasan sunrise ada di CBD Sudirman. Di kawasan tersebut, imbuh Hendra, masih tersedia lahan yang belum dikembangkan. Selain itu, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, dan utilitas juga sudah terbangun dengan baik.
"Ketika pembangunan Jalan Layang Non-Tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang melintasi koridor Satrio berlangsung, banyak perusahaan dan pengembang kemudian beralih dan membidik CBD Sudirman. Hal itu memicu tingginya permintaan di kawasan ini, dan itu terjadi sampai sekarang," ucap Hendra.
Kenaikan harga
Terkait potensi kenaikan harga yang bisa dicapai di kawasan sunrise, sangat bervariasi. Apabila pasar sedang panas-panasnya, dalam arti kondisi ekonomi sedang tumbuh positif, dan daya beli tinggi, kenaikan harga bisa sampai 100 persen atau bahkan lebih.
Sebaliknya, tambah Hendra, jika ekonomi melemah dan kondisi properti melambat seperti sekarang, kenaikan harga tidak akan lebih dari 10 persen per tahun. Meski pertumbuhannya tipis, setidaknya masih lebih baik dengan kawasan lain yang cenderung stagnan. Katakanlah Green Garden, Duta Merlin, dan Kota Tua.
Sementara Tanto berpandangan, kenaikan harga akan selalu bergantung pada crowd atau kepadatan. Oleh karenanya pengembang harus selalu melihat bahwa kepadatan ditentukan oleh banyaknya konsumen yang membeli. Untuk itu pengembang harus menunjukkan "jurus terbaiknya" dalam menciptakan produk yang baik dari sisi kualitas dan harga serta keuntungan investasi.
"Kawasan utara Jakarta masih sunrise mengingat permintaan yang sangat besar di sana. Tantangannya adalah bagaimana membuat kawasan baru di sana dengan perencanaan yang lebih integrated sehingga problem banjir tidak terjadi," sebut Tanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.