Pasalnya, harga rumah terus naik melebihi kenaikan penghasilan karyawan atau pekerja kantoran. Lonjakan harga rumah bisa 20 persen hingga 30 persen. Sementara penghasilan bersih karyawan naik hanya lima persen hingga 10 persen.
Ketimpangan antara jumlah penghasilan dan harga rumah sangat dirasakan Agus. Pria 38 tahun ini mengunjungi pameran Indonesia Property Expo di Jakarta Convention Center, pada Sabtu (14/2/2015).
Dia mengatakan, KPR yang diberikan tidak terlalu bisa membantu. Terlebih dengan suku bunga yang dipatok saat ini. Menurut Agus, dengan suku bunga yang masih berada pada level 7,25 persen untuk KPR subsidi, masih sangat memberatkan. Dengan suku bunga sebesar itu, angsuran per bulan bisa lebih dari 30 persen penghasilan.
"KPR membantu, tapi tidak banyak. Harga rumah kan terus naik, peningkatannya bisa mencapai 10 kali lipat. Padahal pendapatan kita paling cuma naik satu atau dua kali. Ini kan jelas gap-nya," ujar Agus.
Agus menganggap, suku bunga KPR subsidi masih terlampau tinggi. Ia berharap, pemerintah dapat meringankan suku bunga KPR bersubsidi agar masyarakat dapat memiliki hunian.
"Ya saya berharap ada penurunan suku bunga. Kalau yang sekarang itu masih terlalu berat bagi kelas MBR. Sekarang masyarakat kan juga punya kebutuhan rumah," ujar Agus.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Bank BTN, Mansyur S. Nasution, mengatakan akan melakukan penyesuaian suku bunga KPR yang berlaku per 1 Maret 2015. Penyesuaian tersebut dilakukan setelah evaluasi dengan berbagai pertimbangan bisnis serta tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan bank.
"Penyesuaian suku bunga bervariasi. Untuk KPR/KPA dengan suku bunga tetap 1 atau 2 tahun penurunan bervariasi antara 50 sampai 75 basis poin. Untuk KPR/KPA Subsidi, penurunan bervariasi antara 200 sampai 400 basis poin," tandas Mansyur.
KPR BTN diminati
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.