Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta, Sepuluh Terbawah "Kota Berkelanjutan" Dunia

Kompas.com - 13/02/2015, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Jakarta menempati posisi sepuluh terbawah dalam indeks kota berkelanjutan atau Sustainable Cities Index 2015 yang dirilis ARCADIS. Ibu kota Indonesia ini sejajar dengan Doha, Moskow, Jeddah, Riyadh, Manila, Mumbai, Wuhan, New Delhi, dan Nairobi.

ARCADIS mengeksplorasi tiga tuntutan sosial yakni orang (people), lingkungan (planet), dan ekonomi (profit) yang harus dipenuhi 50 kota global yang disurvei. Hasilnya, kota-kota tersebut gagal mengakomodasi seluruh kebutuhan warganya.

Jakarta beserta kota-kota berkembang hanya fokus pada keberlanjutan ekonomi, sementara faktor planet dan people diabaikan. Mau tak mau, menurut ARCADIS, kota-kota tersebut harus mulai memberikan atensi terhadap warganya dan menjaga lingkungan tetap lestari.

Meski hasil survei menunjukkan 50 kota gagal mempertemukan kebutuhan seluruh warganya, setidaknya ada sepuluh kota teratas dengan Frankfurt sebagai pemuncak, yang dinilai sebagai kota paling berkelanjutan di dunia. Menyusul di tempat berikutnya London, Kopenhagen, Amsterdam, Rotterdam, Berlin, Seoul, Hongkong, Madrid, dan Singapura.

Sementara kota-kota di Amerika Utara gagal tampil dalam daftar sepuluh besar, dan harus puas berada di tangga menengah. Kota-kota tersebut adalah Chicago, New York, Houston, Philadelphia, dan Washington.

Kota global

Kota-kota mapan boleh mencapai keseimbangan terbaik, namun menurut ARCADIS, mereka tidak bisa mengandalkan investasi sejarah. Dalam dunia urbanisasi yang serba cepat, cara di mana kota direncanakan, dibangun, dioperasikan dan didefinisikan kembali memiliki dampak sosial, lingkungan dan ekonomi yang besar.

Global Cities Director ARCADIS, John Batten, mengatakan, dunia telah berubah pada kecepatan yang lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Pengembangan teknologi, pertumbuhan penduduk dan munculnya ekonomi global memberikan gambaran bahwa gagasan batas-batas negara menjadi kurang relevan. Sebaliknya, konsep 'kota global' akan lebih berperan.

"Indeks Kota Berkelanjutan juga menyoroti kesempatan kota-kota untuk menginformasikan pengambilan keputusan yang lebih berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan dan kesejahteraan warganya," tambah Batten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com