TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Konsep pengembangan hunian terintegrasi yang berbasis Transit Oriented Development (TOD) tak hanya menguntungkan warga penghuni, melainkan juga pengembang.
Salah satu yang sedang membangun hunian berbasis TOD ini adalah PT Jaya Real Property Tbk atas perumahan terintegrasi sekaligus kota mandiri, Bintaro Jaya, di Tangerang Selatan. Dampak dari pengembangan konsep ini, harga lahan dan propertinya melonjak tajam.
Saat ini harga harga lahan di Bintaro Jaya sudah berada pada level Rp 21 juta per meter persegi, terutama di titik-titik strategis dan premium. Padahal tahun 2010 atau empat tahun lalu, masih bertengger di angka Rp 6 juta per meter persegi. Ini artinya kenaikan harga lahan sebesar 250 persen dalam empat tahun atau 62,5 persen per tahun.
Menurut Senior Sales Consultant Bintaro Jaya, Doddy Kresno, beberapa waktu lalu, melejitnya harga lahan di Bintaro Jaya tak lepas dari kondisi infrastruktur yang memadai dan kelengkapan fasilitas yang bisa diakses publik dengan mudah.
"Infrastruktur membuat kawasan Bintaro mudah diakses dan lebih terbuka. Terlebih dalam waktu dekat, akan dikembangkan jalan tembus menuju Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 sehingga warga yang berasal dari barat Jakarta bisa langsung ke Bintaro tanpa melalui akses lain," jelas Doddy.
Sebelumnya, kawasan seluas 2.000 hektar ini bisa ditempuh dari Tol Jakarta Serpong, Jalan Veteran, Jl Kunciran, Ciledug, dan beberapa jalan lingkungan lainnya. Tak hanya itu, kawasan Bintaro juga terintegrasi dengan jaringan transportasi dalam kota Jakarta baik melalui jaringan kereta api, maupun bis kota.
"Bintaro kemudian menjadi kawasan yang diburu investor dan pencari rumah kelas menengah atas. Permintaan demikian tinggi, sementara pasokan terbatas. Itu terjadi tak hanya di pasar primer, pun di pasar sekunder. Jarang orang yang sudah memiliki hunian di sini, melepasnya begitu saja. Mereka menunggu harga merangkak naik karena ada pengembangan fasilitas-fasilitas baru," tutur Doddy.
Transportasi massal
Kembali kepada konsep TOD, Menurut Manajer Promosi dan Riset Pengembangan Produk PT Jaya Real Property Tbk, Prabantoko Kusumoanggo, konsep ini merupakan pengembangan kawasan yang berbasis pada transportasi massal dan menomorsatukan pejalan kaki.
Konsep TOD yang telah direalisasikan, kata Prabantoko, ditunjang dengan pengadaan transportasi massal seperti Bus Intrans yang memfasilitasi masyarakat di dalam kawasan Bintaro Jaya, serta Trans Bintaro yang menuju wilayah Jakarta.
Selain kedua moda tersebut, di sekitar Jalur Boulevard Bintaro Jaya juga telah dibuat ruas jalan khusus pejalan kaki dan pesepeda sepanjang 6 kilometer dari distrik Emerald menuju Stasiun Jurangmangu. Nantinya beberapa street furniture, seperti bangku taman, lampu-lampu penerangan, dan marka jalan akan terus ditambah untuk mendukung jalur khusus tersebut.
“Konsep TOD ini sedang kita kembangkan di wilayah Bintaro Jaya, khususnya sepanjang jalur Boulevard Bintaro. Jalur ini langsung terhubung dengan Tol Jakarta-Bintaro. Kita juga menyediakan Intrans agar transportasi warga lebih mudah menuju Bintaro dan Jakarta. Ditambah dengan tiga stasiun kereta api Commuter Line di Pondok Ranji, Jurangmangu, dan Sudimara,” ujar Prabantoko saat ditemui Kompas.com di New Marketing Gallery Bintaro Jaya, pekan lalu.
Prabantoko melanjutkan, dengan menggunakan TOD, Bintaro Jaya menjadi lokasi yang strategis bagi masyarakat yang bekerja di wilayah yang jauh dari Bintaro. Sarana yang disediakan juga dapat menunjang kebutuhan warga penghuni.
Hemat waktu dan biaya
Warga Bintaro Jaya, Riska Rahman, merespon positif konsep TOD yang dikembangkan PT Jaya Real Property. Dengan konsep TOD, dirinya tak perlu kerepotan mencari moda transportasi untuk berangkat kerja. Pasalnya, jarak huniannya yang dekat dengan sarana transportasi, seperti stasiun kereta atau pun halte bus.“Transportasinya gampang kalau di sini, pilihannya juga banyak. Saya bisa pilih mau naik kereta, angkot, ataupun bus intrans dan Trans Bintaro. Jaraknya juga gak jauh dari rumah. Paling-paling menghabiskan waktu lima menit ke sana,” ujar Riska saat ditemui Kompas.com, Sabtu (31/1/2015).
Menurut Riska, lokasi moda transportasi yang mudah dijangkau ini menguntungkan dirinya karena menghemat waktu dan pengeluarannya. Sehingga ia dapat lebih banyak menyimpan uang untuk keperluan yang lain.
“Buat saya yang kerja di Sudirman, Jakarta, naik kereta itu lebih cepat dan murah. Kalau naik mobil pribadi ke sana mungkin bisa menghabiskan waktu 2 jam dan biaya bensin Rp 100 ribu per harinya. Naik kereta paling-paling habis Rp 10 ribu. Cuma setengah jam juga sampai kantornya,” lanjut Riska.
Warga Bintaro Jaya lainnya, Mohammad Novan, mengaku merasa diuntungkan dengan adanya jalan tol yang dekat dengan rumahnya. Dengan melewati tol Jakarta-Bintaro, waktu tempuhnya ke tempat kerja yang berada di T.B. Simatupang, Jakarta menjadi lebih cepat dibandingkan melewati jalan biasa.
“Lebih cepat kalau lewat tol, memang lebih mahal sedikit dibandingkan lewat jalan biasa. Tapi saya bisa save waktu lebih banyak. Hemat uang bensin juga karena gak macet,” ujar Novan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.