Oleh Steven Eric Lazuardi
KOMPAS.com — Tak terasa waktu cepat berlalu. Tahun kuda akan segera berakhir, berganti dengan tahun Kambing.
Berdasarkan kalender Hsia, Imlek tahun kambing kayu 2015 akan jatuh pada 19 Februari 2015. Bulan awal dalam kalender Imlek disebut "Cia Gwee". Menjelang awal memasuki Imlek itulah umumnya etnis Tionghoa melakukan upacara sembahyang. Upacara itu telah dipercaya dan dilaksanakan secara turun-temurun selama 5.000 tahun di negeri Tiongkok agar diberikan kesehatan optimal, keharmonisan dalam keluarga, serta rezeki berlimpah.
Lazimnya, upacara sembahyang kepada Dewa Thay Sui itu dilaksanakan di kelenteng-kelenteng tua yang telah mempunyai peninggalan sejarah ratusan tahun. Thay Sui adalah dewa atau sekelompok dewa yang terdiri dari 60 dewa penguasa peredaran waktu.
Dewa Thay Sui sangat disegani sekaligus dihormati. Pemujaan terhadap Dewa Thay Sui tercatat mulai zaman Dinasti Yuan (1280-1368), yaitu pada saat sembahyang besar diadakan oleh para menteri dan cendekiawan yang tergabung dalam Akademi Penelitian Sejarah Kerajaan. Dari sekelompok Dewa Thay Sui yang ada itu, maka upacara sembahyang kepada Dewa Rezeki (Chai Sen) merupakan prioritas utama yang dipercaya memberikan rezeki berlimpah kepada umat manusia. Dewa Chai Sen mendapatkan tugas dari Tuhan untuk memberikan rezeki kepada umat manusia yang banyak melakukan amal ibadah dan tulus menolong sesama umat manusia.
Lalu, petunjuk apa yang dapat terlihat dalam alam semesta ini ketika rezeki berlimpah akan diturunkan ke bumi untuk umat manusia?
Ya, inilah kepercayaan yang telah mengakar sejak 5.000 tahun lalu bahwa hujan akan selalu turun menjelang Imlek. Tingginya intensitas hujan memberikan tanda bahwa tahun tersebut akan memberikan banyak berkah kepada umat manusia.
Namun, hujan deras terus-menerus juga mengakibatkan banjir. Inilah fenomena yang terjadi di dunia, dan salah satunya terjadi di negeri tercinta Indonesia.
Infrastruktur di Indonesia, terutama di ibu kota Jakarta mesti dibenahi agar problem banjir bisa teratasi. Sejumlah tata letak properti di Indonesia juga harus dibenahi, dan pembangunan infrastruktur dalam suatu lokasi menimbulkan efek positif dalam investasi properti.
Shio kambing 2015
Tahun kambing kayu 2015 atau tahun 2566 dalam kalender Hsia tergolong "kambing yang dihormati dan disegani". Itu adalah bunyi naskah tua dalam ilmu hoki Tionghoa kuno dan merupakan tahun kontroversial yang dapat menimbulkan banyak kerugian. Hal itu terjadi karena masih didominasi oleh elemen langit, yakni kayu dan elemen bumi, yaitu emas.
Elemen logam atau emas merugikan elemen kayu yang dapat terlihat pada fenomena hingga saat ini. Logam diibaratkan gergaji, membelah kayu hingga berkeping–keping. Sementara itu, elemen kayu mewakili langit yang memberikan petunjuk bahwa ada banyak inspirasi timbul, termasuk keanehan di muka bumi. Hal tidak terpikirkan seketika akan timbul dan melahirkan problematik pada umat manusia.
Inspirasi bisa berwujud positif ataupun negatif. Dominasi unsur yin membuat perihal negatif timbul lebih banyak daripada yang positif. Pergerakan unsur yin IN sepertinya agak lambat, tetapi pasti, memberikan efek kaget dan takjub ketika masalah terjadi.
Akal pikiran yang baik dan buruk pun akan bermunculan. Pikiran buruk dikhawatirkan dapat merugikan, seperti akar pohon bercabang–cabang membentuk hutan belantara.
Adapun elemen logam mewakili simbol dari bumi, tempat kita hidup dan berpijak. Logam atau emas identik dengan ketenaran dan glamor. Sesuatu hal yang terlihat sepele, tetapi pada akhirnya dibesar–besarkan.