Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekowisata Derawan, Tak Hendak Jadi Penonton

Kompas.com - 09/01/2015, 14:46 WIB

Bersumber dari pendapatan itulah, Lekmalamin melengkapi Labuan Cermin dengan berbagai fasilitas, seperti kamar ganti, serta merintis penginapan sederhana. Selain itu, berbekal Surat Ketetapan Bupati untuk melindungi 2.000 hektar hutan setempat, sejak tahun 2014, Lekmalamin menyediakan jalur berjalan kaki (trekking) sejauh 1,4 kilometer.

”Tambahan atraksi ekowisata ini biasanya digemari wisatawan-wisatawan mancanegara,” kata Untung Jaelani, Ketua Lekmalamin.

Geliat inisiatif masyarakat pun terasa di Kampung Tanjung Batu, ”pintu gerbang” penyeberangan wisatawan yang bisa ditempuh dua jam perjalanan darat dari Tanjung Redeb sebelum menyeberang ke Pulau Derawan atau pulau lain. Mereka hendak mengelola 1.500 hektar dari total 2.000 hektar hutan mangrove setempat yang berstatus areal penggunaan lain (APL) sebagai atraksi wisata.

”Kami sudah studi banding wisata mangrove di Bedul (Banyuwangi) dan Bali. Kami ingin Tanjung Batu tidak hanya dilewati wisatawan ke Derawan. Biar wisatawan juga bisa menikmati mangrove di sini,” kata Jorjis, Kepala Kampung Tanjung Batu.

Nilai jual mangrove setempat ada pada keberadaan mangrove jenis Camptostemon philippinense yang di dunia ini diperkirakan tinggal 2.500 individu. Selain itu, mangrove setempat juga menjadi rumah bagi berbagai fauna bekantan, monyet hitam, burung, ular, dan buaya.

Inisiatif masyarakat untuk mengelola seperti itu merupakan modal bagi pemerintah guna memaksimalkan pemanfaatan destinasi wisata setempat berbasis masyarakat. Selain itu, seiring masyarakat merasakan pundi ekonomi dari ekowisata, alam pun akan terjaga keberlanjutannya demi mengalirnya gelombang wisatawan ke daerah.

Pendampingan yang tepat dapat menempatkan warga lokal sebagai pemeran utama pembangunan daerah, sekaligus kesejahteraan mereka. (ICHWAN SUSANTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com