Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu, Sumber Energi Masa Depan

Kompas.com - 03/01/2015, 09:30 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai sandang hingga papan, bisa dihasilkan dari pemanfaatan bambu. Material bambu juga bisa dijadikan sebagai sumber energi masa depan.

"Karena itu, tahun ini kami ingin eksis membangun Indonesia dari kampung sesuai dengan visi awal kami. Membangun dengan bambu," ujar Mukoddas Syuhada, pendiri Banten Creative Community (BCC) di Serang, Jumat (3/1/2015).

Mukoddas mengatakan, BCC saat ini tengah mempersiapkan program penanaman bambu secara nasional sampai 2025 nanti. Program ini akan melibatkan kalangan generasi muda. BCC sendiri telah melakukan regenerasi kepengurusan yang melibatkan anak-anak muda di Banten bertempat di Kampung Bedeng, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

Menurut Mukoddas, pihaknya telah menyiapkan program bambu untuk kedaulatan sandang, pangan, papan, energi, dan lingkungan yang diharapkan pada 2015 ini akan dapat tercapai di sejumlah daerah di Indonesia.

Dia mencontohkan, di bidang sandang, serat tanaman bambu dapat dipintal menjadi kain yang kualitasnya tidak kalah dengan serat kapas, ke depannya diharapkan serat bambu ini dapat menggantikan kapas karena lebih efisien.

Bambu juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, kalau selama ini kita mengenal rebung sebagai sayuran, sebenarnya rebung ini juga dapat dibuat tepung yang nantinya bisa dibuat beragam panganan.

"Sementara untuk papan, kemampuan bambu tidak perlu diragukan lagi, bahkan dari segi kekuatannya bambu melebihi kayu, bambu juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan yang lebih ramah lingkungan," jelas Mukoddas.

Ampas bambu, ungkap Mukoddas, juga dapat diolah menjadi energi biomasa yang dinilai lebih ramah lingkungan dan menjadi salah satu sumber energi di masa depan.

Mukoddas mengatakan, bambu sebenarnya merupakan tanaman yang mudah tumbuh dalam berbagai kondisi lahan, bambu juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung di lahan kritis, untuk mencegah longsor, serta akarnya mampu menyimpan air sehingga membuat tanah tetap dapat menyimpan air.

"Kami akan terus melakukan penelitian terhadap manfaat bambu, serta melalui relawan kami dari kalangan mahasiswa akan terus memperkenalkan kepada masyarakat mengenai manfaat bambu," jelas Mukoddas.

Mukoddas menambahkan, pihaknya saat ini memiliki divisi khusus untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam bentuk bengkel kerja untuk memperkenalkan manfaat bambu.

Mukoddas menjelaskan, dalam waktu 10 tahun ke depan atau sampai 2025 nanti, BCC ingin menjadikan sejumlah daerah menjadi etalase manfaat bambu untuk sandang, pangan, papan, energi, dan lingkungan.

"Kami akan bagikan bibit bambu kepada masyarakat, berbarengan dengan kegiatan bengkel kerja mengenai budidaya bambu, serta bagaimana mengolah bambu menjadi berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut," ujar Mukoddas.

Untuk tahun ini Mukoodas mengagendakan pengenalan bambu yang akan dilakukan di kawasan Cipanas Jawa Barat, Jember Jawa Timur, Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, dan Banten sebagai wilayah utama BCC.

"Target kami tahun 2025 sudah berhasil mengembangkan tanaman bambu di atas lahan 32.000 hektar, dari capaian saat ini 50 hektar," kata Mukoddas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com