Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Otomotif Indonesia Investasi Rp 3,5 Triliun di Sektor Perkantoran

Kompas.com - 15/12/2014, 19:20 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yakin dengan masa depan pasar dan bisnis Indonesia dalam waktu tiga tahun ke depan, PT Astra International Tbk., menggarap gedung perkantoran Astra Tower, di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.

Tak main-main, melalui sayap bisnis properti, Astra Property, raksasa otomotif ini membenamkan investasi senilai Rp 3,5 triliun. Dananya sendiri berasal dari internal (sindikasi dari holding company) dan eksternal perusahaan (perbankan) dengan komposisi 30:70.

Dana sebesar itu, menurut Chief Astra Property, David Iman Santosa, dimanfaatkan untuk membangun Astra Tower setinggi 47 lantai dengan spesifikasi dan kualitas tinggi. Bahkan, proyek ini sudah mendapat sertifikasi "Platinum Green Mark" dari BCA Singapura (lembaga akreditasi untuk gedung ramah lingkungan).

"Kami merancang dan menyiapkan gedung ini dengan sungguh-sungguh. Sebagai proyek properti perdana, Astra Tower kami siapkan menjadi salah satu signature project kami. Oleh karena itu, kami berusaha menyediakan ruang-ruang perkantoran berkualitas tinggi, baik konsep, spesifikasi material, maupun building automation system dengan pemanfaatan teknologi canggih," tutur David kepada Kompas.com, Senin (15/12/2014).

David mengklaim, Astra Tower merupakan gedung perkantoran premium pertama di Indonesia yang betul-betul menjalankan proses pengembangan hijau, berkelanjutan dengan implementasi teknologi canggih yang memungkinkan efektivitas dan efisiensi konsumsi energi.

"Gedung-gedung semacam ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang merupakan salah satu pangsa sasaran kami. Selain juga tentu saja perusahaan domestik yang melakukan ekspansi dengan spirit bisnis sama dengan kami," tandas David.

Kendati menolak menyebut harga sewa Astra Tower, David mengindikasikan angkanya bakal lebih tinggi di atas gedung-gedung perkantoran esksisting dan yang sedang dalam konstruksi saat ini.

"Astra Tower dengan nett leasable area (NLA) 70.000 meter persegi, akan beroperasi pada kuartal pertama 2018, jadi harga sewa pun pasti berubah. Hanya, mungkin di atas harga sewa gedung premium dengan kualitas setara saat ini," kata David.

Sebagai informasi, menurut Data DTZ Indonesia, gedung-gedung perkantoran bertarif sewa tinggi di central business distric (CBD) Jakarta, salah satunya adalah Sentra Senayan dalam kompleks pengembangan Plaza Senayan.

Tarif sewa gedung perkantoran yang dibangun PT Senayan Trikarya Sempana tersebut sebesar 56 dollar AS atau Rp 672.000 per meter persegi (kurs 1 dollar AS=Rp 12.000). Angka ini merupakan asking base rent  dengan biaya servis 7 dollar AS per meter persegi.

Di antara perkantoran Grade A dan premium lainnya, tarif sewa Sentra Senayan merupakan tertinggi di Jakarta. Menyusul The Plaza di kompleks Plaza Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, yang dibanderol dengan angka di bawahnya yakni 55 dollar AS per meter persegi dan 6,3 dollar AS per meter persegi untuk biaya servis.

Kemudian WTC II Jl Sudirman menembus posisi 48 dollar AS per meter persegi dan biaya servis 7,3 dollar AS per meter. Sementara Equity Tower berada pada pada level 45 dollar AS per meter persegi dengan biaya servis 4,6 dollar AS per meter persegi.

Astra Property sendiri, buka David, saat ini tengah melakukan diskusi selektif dengan calon pengisi Astra Tower. "Kami membuka peluang untuk perusahaan multinasional dan lokal. Selain itu, sebagian ruang-ruang Astra Tower juga akan diisi oleh top level management  Astra International," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau