Hal tersebut disampaikan Jalal Ramlan, Chairman Of Advisory Board Social Investment Indonesia (SII), dalam pembukaan Indonesia Social Investment Forum (ISIF) kedua di yogyakarta, Kamis (11/12/2014). Jalal mengatakan, ketika World Commission on Environment and Development (WCED) merumuskan pembangunan berkelanjutan pada 1987, masalah dunia tidaklah serumit sekarang.
"Saat ini belum ada yang namanya virus Ebola, perubahan iklim, atau cuaca ekstrim seperti saat ini. 'Kondisi ini terjadi akibat selalu menunda mewujudkan pembangunan berkelanjutan," ujar Jalal.
Dia mengatakan, pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep pembangunan yang berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengorbankan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan. Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menambahkan, selain semakin rumitnya tantangan, ego sektoral pun kerap menyulitkan realisasi pembangunan berkelanjutan. Jalal berharap pada pertemuan ISIF kedua bertema 'Mengukuhkan Kemitraan Tiga Sektor untuk Investasi Sosial’ ini semua pihak baik pemerintah, perusahaan maupun masyarakat bisa bermitra untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan itu.
"Kami berharap agar tumpang tindihnya program yang kerap berujung pada gagalnya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan itu bisa diminimalkan,'' kata Jalal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.