Menurut Marketing Director Podomoro City Matius Yusuf, setelah mengalami perlambatan di tahun 2013 dan 2014, properti Indonesia akan tumbuh seiring memasuki babak baru pada 2015. Puncaknya, peningkatan properti ini akan terjadi pada 2016.
"Saya percaya properti akan tumbuh. Di 2014 memang ada perlambatan ekonomi, yaitu penurunan penjualan. Tapi, di 2015 ekonomi akan mengalami peningkatan dan bangkit," ujar Matius di Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2014).
Terbukanya gerbang bisnis di Indonesia dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA), merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan tersebut. Selain itu, pemerintah juga menunjukkan respon positif terhadap kerja sama dengan luar negeri.
"Pemerintah kita agresif lho. Presiden kita bagus, dia bisa "menjual" Indonesia ke negara asing," kata Matius.
Melalui kerja sama dengan asing, menurut Matius, ekonomi Indonesia dipastikan akan tumbuh pesat, termasuk sektor properti. Saat ini saja, perusahaan asing mulai melirik Indonesia untuk membangun properti. Perusahaan asing ini, lanjut dia, tidak bisa sendirian. Mereka harus bekerja sama dengan perusahaan properti di Indonesia.
"Dari siklus (pertumbuhan properti) tahun 1996-2001 turun karena ada krisis moneter. Lalu pada 2001-2005 ada kenaikan, 2006 kembali penurunan. Di 2010-2012 ada kenaikan tetapi ada perlambatan 2013-2014. Tapi karena pemerintah yang baru agresif, akan membuat properti naik pada 2015. Lihat nanti puncaknya tahun 2016," papar Matius.
Saat AFTA tiba, pihak asing yang akan mendominasi pasar properti di Indonesia nantinya adalah India dan Tiongkok. Tiongkok, terutama, telah berpengalaman menaikkan properti di Amerika Serikat pada 2011. Matius menganggap, Tiongkok akan berperan kuat dalam memainkan dan meningkatkan pasar properti di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.