Keempat hotel yang akan mereka kelola adalah Meliá Surabaya, Innside Yogyakarta by Meliá , Innside Makassar dan Sol House Legian, yang saat ini dalam tahap pra pembukaan. Sementara portofolio terbaru di Bali yang telah ditandatangani perjanjian kerjasamanya adalah Meliá Ubud.
Penandatanganan perjanjian kerjasama manajemen tersebut dilakukan pada pekan lalu, antara Meliá Hotels International dengan PT Pilar Prambanan Investama yang merupakan tentakel bisnis perhotelan Podo Joyo Masyhur Group.
Meliá Ubud merupakan fasilitas akomodasi berkonsep resor. Di dalamnya mencakup 49 unit kamar mewah yang dilengkapi dengan ruang khusus untuk pernikahan, relaksasi dan spa dengan operator YHI Spa.
Wakil Presiden Meliá Hotels International untuk Asia Pasifik, Bernardo Cabot, mengatakan, merek Meliá sejatinya telah hadir di Bali sejak 30 tahun lalu. Meliá telah menjadi bagian dari pengembangan ekspansi bisnis Meliá Hotels International.
"Meliá Ubud menambah portofolio kami, selain di Nusa Dua, Benoa, dan Legian," ujar Cabot.
Cabot melanjutkan, Indonesia adalah tempat yang sangat istimewa untuk Meliá Hotels International. Pada tahun 1985, Gabriel Escarrer membuka hotel internasional pertama perusahaan, Meliá Bali.
Kehadiran Meliá Ubud akan menggenapi total sepuluh hotel Meliá lainnya di Indonesia. Sementara hotel yang sudah beroperasi lebih dulu adalah Gran Meliá Jakarta, Meliá Bali, Meliá Purosani, Sol Beach House Benoa Bali, dan Gran Meliá Bintan.
Dengan dibukanya Meliá Ubud, menambah portofolio Meliá Hotels International di kawasan Asia Pasifik menjadi 20 hotel. Selain Indonesia, negara lain yang dimasuki adalah Malaysia, Vietnam, Tiongkok, dan Mongolia.
Meliá Ubud sendiri berada di lokasi strategis yang mudah diakses dari berbagai arah dan hanya 45 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai International sebagai bandara tersibuk ketiga di Indonesia.
Bali juga terus menunjukkan sebagai tujuan wisata populer dengan pertumbuhan tingkat kunjungan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) selama sepuluh bulan, Januari-Oktober tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak 16,77 persen atau sekitar 3,069 juta orang. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik tumbuh 8,4 persen menjadi 3,7 juta orang.
Sementara tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di atas 50 persen. Bahkan selama Januari-Oktober 2014, TPK tumbuh 2,26 persen lebih tinggi ketimbang Oktober 2013 yakni sebesar 62,6 persen.