Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Dana Pribadi di Balik Megaproyek Properti...

Kompas.com - 14/11/2014, 19:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak dimungkiri, semua instrumen investasi dalam bentuk apapun, mengandung risiko, termasuk investasi di sektor properti. Namun, ketika sebuah perusahaan pengembang mau mempertaruhkan dana triliunan rupiah membangun megaproyek tanpa melibatkan pendanaan dari perbankan dan konsumen melalui mekanisme penjualan, hal itu memicu tanda tanya besar. Dari mana pengembang tersebut mendapatkan dana segar?

Uang tak datang begitu saja dari surga, tentu saja. Terlebih, beberapa megaproyek properti itu baru akan dipasarkan kepada publik ketika sudah terbangun seluruhnya.

Namun, itulah realita terkini yang mewarnai konstelasi pasar properti Indonesia. Sesuatu yang mustahil bisa saja terjadi, termasuk gelontoran dana triliunan rupiah yang dibenamkan untuk membangun properti. Baca: Banyak Megaproyek Properti Dibiayai dari Kocek Pribadi.

Farpoint, salah satu pengembang tersebut, misalnya. Sayap bisnis properti milik konglomerasi Gunung Sewu ini berani membangun megaproyek The Hundred di kawasan Mega Kuningan Jakarta tanpa melibatkan unsur dana dari perbankan dan dana konsumen dalam proses konstruksinya.

"Kalau pun kami melibatkan perbankan, itu kalau dana kami kurang. Sejauh ini kami merasa cukup dan kalkulasi masih terus dihitung terkait perkembangan kondisi ekonomi. Investasi senilai Rp 3,5 triliun untuk The Hundred pun bukan angka mati, masih akan terus berkembang," kata CEO Farpoint Jusup Halimi kepada Kompas.com, Rabu (12/11/2014).

Jadi, lanjut Jusup, konfigurasi pendanaan bakal didominasi oleh kocek pribadi dari para pemegang saham. Dana perbankan itu adalah opsi terakhir. Sementara itu, dana konsumen mengalir ketika penjualan dilakukan saat The Hundred rampung empat hingga lima  tahun ke depan. Nah, dari mana Farpoint mendapatkan dana konstruksi?

Jusup menjelaskan, untuk proyek The Hundred ada tujuh orang yang terlibat. Ketujuh orang itu mempercayakan dananya kepada Farpoint untuk dikelola.

"Ketujuh orang tersebut punya kapabilitas, reputasi dan tentu saja tepercaya," ujar Jusup.

Managing Director Colliers International Indonesia, Mike Broomell, menguatkan pernyataan Jusup. Menurut dia, orang-orang di balik The Hundred adalah para konglomerat dengan reputasi tak diragukan.

Good people for good project. Begitulah Broomel menggambar profil ketujuh orang tersebut. Mereka punya kapasitas untuk melakukan investasi sebesar The Hundred.

"Ini proyek bagus," terang Mike.

www.shutterstock.com Ketika sebuah perusahaan pengembang mau mempertaruhkan dana triliunan rupiah membangun megaproyek tanpa melibatkan pendanaan dari perbankan dan konsumen melalui mekanisme penjualan, hal itu memicu tanda tanya besar. Dari mana pengembang tersebut mendapatkan dana segar?
Pertanyaannya, siapa ketujuh orang tersebut? Berdasarkan penelusuran Kompas.com, dua di antaranya adalah pemilik PT Asia Paramita Indah dan PT Sukses Bina Mandiri. Sementara itu, lima lainnya merupakan pengusaha consummer goods, pebisnis manufaktur dan perkapalan.

Hingga berita ini ditulis, Jusup belum memberikan keterangan balasan dari pesan pendek yang dikirim Kompas.com pada Jumat (14/11/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau