JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya harga lahan dan sewa perkantoran di pusat kota Jakarta, menstimulai dekonsentrasi pengembangan properti serupa di kawasan pinggiran. Terutama di Tangerang Selatan, dan Bekasi. Di dua kawasan ini mulai menjamur gedung-gedung perkantoran baru.
Meski baru tumbuh, namun harga sewa dan jualnya sudah sangat tinggi. Bahkan, di Tangerang Selatan, harga jual ruang perkantoran sudah menembus angka tertinggi Rp 30 juta per meter persegi.
Nominal tersebut terungkap dari hasil riset Leads Property Indonesia. Selain memperlihatkan harga termahal, riset ini juga menyebut harga terendah berada pada level Rp 19 juta per meter persegi dengan pertumbuhan harga jual berkisar 10 persen per tahun.
Sementara harga sewa untuk komponen base rental berada pada kisaran Rp 100.000-Rp 110.000 per meter persegi per bulan. Secara rata-rata, pertumbuhan harga sewa sekitar 7-8 persen per tahun.
"Hal tersebut dimungkinkan, karena tingkat serapan juga tinggi. Untuk perkantoran strata berhubung masih dalam tahap pembangunan, take up rate-nya sekitar 20-50 persen. Angka lebih tinggi dicapai perkantoran sewa, 99 persen. Permintaan banyak berasal dari perbankan dan lembaga pembiayaan. Sebagian besar adalah perusahaan Indonesia dan Jerman," papar CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, kepada Kompas.com, Jumat (17/10/2014).
Perkantoran Tangerang Selatan terkonsentrasi di kawasan township seperti BSD City, Alam Sutera, dan Summarecon Serpong. Tipe perkantoran yang berkembang adalah built-to-suit di mana perusahaan membeli tanah lalu membangun sesuai kebutuhan mereka. Sedangkan yang disewakan sangat terbatas sekali.
Hingga saat ini, lanjut Hendra, terdapat sekitar 80.000 meter persegi ruang perkantoran eksisting di Tangerang Selatan. Sejak mulai perkembangannya pada tahun 2008 lalu, kenaikan pasokan secara rata-rata sekitar 23 persen per tahun.
"Dalam dua tahun ke depan, kami perkirakan akan ada tambahan pasokan baru seluas 50.000 meter persegi," buka Hendra.
Berbeda dari Tangerang Selatan, kegiatan komersial Bekasi lebih mengarah kepada industri. Oleh karena itu, perkembangan properti industri lebih mendominasi daripada perkantoran. Namun bukan berarti tidak ada pembangunan perkantoran di kota ini.Hendra menuturkan, hingga saat ini, terdapat sekitar 15.000 meter persegi perkantoran yang telah beroperasi. Lokasinya di Bekasi Barat. Tipe perkantoran yang berkembang tersebut adalah strata office, bukannya perkantoran sewa.
Jumlah tersebut akan bertambah, saat 40.000 meter persegi perkantoran baru memasuki pasar dalam tiga tahun ke depan, khususnya di Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
"Tingkat serapan perkantoran di kota Bekasi adalah 100 persen. Ini merupakan angka yang tinggi untuk sebuah proyek perkantoran vertikal pertama di kawasan ini," tandas Hendra.
Sementara untuk base rental masih termasuk rendah yaitu sekitar Rp 150.000 per meter persegi per bulan. Lain halnya dengan perkantoran strata yang harga jualnya sudah bertengger di angka Rp 20 juta-Rp 21 juta per meter persegi.
"Pertumbuhan harga jual tersebut berkisar 5 persen per tahun dan diprediksikan akan mengalami pertumbuhan potensi lonjakan 5 persen per tahun," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.