Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I, Penggunaan Fasilitas KPR Anjlok

Kompas.com - 17/10/2014, 14:56 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi pembelian dengan memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) selama semester I 2014 mengalami penurunan menjadi hanya 38 persen dari sebelumnya 52 persen pada semester II 2013.

Menurut Senior Associate Director Research and Advirsory Cushman and Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, penurunan tersebut disebabkan implementasi aturan Bank Indonesia mengenai LTV atau loan to value (pengetatan rasio pinjaman terhadap nilai aset), dan uang muka.

"Selain itu, suku bunga KPR juga masih tinggi. Namun, prediksi kami, setelah beberapa bank menurunkan suku bunganya, fasilitas KPR akan kembali diminati," ujar Arief, Rabu (15/10/2014).

Arief menuturkan, meski secara proporsional anjlok, namun metode pembayaran KPR ini paling diminati oleh konsumen pada transaksi secara keseluruhan di kawasan Jadebotabek. Kelas menengah-bawah dan bawah merupakan segmen yang paling banyak menggunakan KPR yakni 73 persen dari total transaksi KPR.

"Sebanyak 55 persen pembeli yang memanfaatkan fasilitas KPR berasal dari segmen menengah. Sementara sekitar 31 persen merupakan kelas menengah atas dan 38 persen kelas atas," jelas Arief.

Sedangkan metode pembayaran cicilan bertahap, kata Arief, justru mengalami peningkatan secara proporsional ketimbang semester lalu. Bahkan, cicilan bertahap ini mencapai tingkat yang sama dengan metode tunai keras sebesar 23 persen selama enam bulan pertama 2014.

Metode ini merupakan fasilitas cicilan yang disediakan pengembang tanpa suku bunga dan kompleksitas persyaratan administrasi. Skema cicilan bertahap ditempuh pengembang sebagai respon mengatasi dampak implementasi aturan LTV. Banyak juga pengembang yang menawarkan periode cicilan uang muka yang lebih panjang untuk meningkatkan penjualan.

"Dari semua segmen, pengguna terbesar metode pembayaran cicilan bertahap berada pada segmen menengah atas yakni 43 persen. Disusul kelas menengah 24 persen, kelas atas 22 persen, kelas menengah bawah 21 persen dan kelas bawah 6 persen," tambahnya.

Namun, harga jual unit yang ditawarkan dengan menggunakan metode pembayaran ini terhitung sebagai unit yang paling mahal. Sedangkan segmen yang paling banyak menggunakan metode pembayaran tunai keras adalah kelas atas yakni 40 persen. Harga unit rumah yang dibanderol dengan skema seperti ini merupakan paling murah di antara yang lain.

Sementara kelas menengah atas yang membayar rumah dengan tunai keras sebanyak 26 persen, kelas menengah 24 persen, kelas menengah bawah 7 persen dan kelas bawah 22 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau