Tentu saja, kalau tidak, mana mungkin peritel asal Jepang, Uniqlo, membuka gerai kelimanya di Bekasi? Merek pakaian milik Fast Retailing Co. Ltd., ini hadir di Summarecon Mall Bekasi dengan luas gerai 2.000 meter persegi.
Dipilihnya kota Bekasi sebagai wilayah pengembangan bisnis, menurut President Director and Chief Operating Officer PT Fast Retailing Indonesia, Yasuhiro Hayasi, karena lokasinya strategis, didukung populasi dengan daya beli yang terus tumbuh akibat kemajuan ekonomi.
"Pembukaan ini juga sekaligus merupakan pembuktian merek Uniqlo dalam usahanya mengembangkan bisnis di Indonesia," ujar Yasuhiro, Jumat (10/10/2014).
Selain pengecer sekelas Uniqlo, Bekasi juga menjadi bidikan pemain ritel sekaligus pengembang Jepang lainnya yakni AEON Group. Dalam catatan Colliers International Indonesia, AEON Group masuk pasar Bekasi dengan mengembangkan pusat belanja seluas 90.000 meter persegi di Kota Deltamas dan akan beroperasi pada 2015 mendatang.
Pusat belanja ini akan diisi anchor tenant dan peritel-peritel lainnya yang masuk dalam tentakel bisnis AEON Group seperti AEON Department Store dengan berbagai merchandise-nya.
Tak hanya oleh perusahaan Jepang, potensi Bekasi juga diincar pemilik Courts, pengecer asal Inggris. Tidak tanggung-tanggung, melalui Courts Retail Indonesia, mereka membuka gerai pertama ritel berkonsep big-box megastore, justru di kota ini. Mengapa tidak di Jakarta?
Country CEO PT Courts Retail Indonesia Roy Santoso, mengatakan bahwa Bekasi adalah kota penyangga Jakarta yang tumbuh pesat. Ada potensi pasar yang bisa digarap dari sekitar 2,5 juta penduduk kotanya dan 4 juta penduduk yang mendiami wilayah kabupatennya.
Selain itu, menurut Roy, pendapatan warga Bekasi lebih tinggi dari Jakarta andai diukur dari upah minimum kota/kabupaten (UMK). Catatan menunjukkan, UMK di kota Bekasi besar Rp 2.441.954. Sementara, UMK Jakarta besarnya Rp 2.200.000.
Alasan dan motivasi-motivasi para pemain ritel tersebut seakan tak cukup menggambarkan betapa Bekasi memang punya sejuta potensi. Oleh karena itu, selain di-bully, Bekasi juga seharusnya mendapat apresiasi, karena mampu menarik perusahaan-perusahaan asing menanamkan investasi.
Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menambahkan, sepanjang 2014, kehadiran peritel-peritel internasional tersebut memicu pertumbuhan kebutuhan ruang komersial atau pusat belanja di Bekasi menjadi 80 persen tingkat okupansi.
"Bersama Tangerang, Bekasi bahkan mendominasi pertumbuhan pengembangan ruang ritel di antara sesama kawasan Jadebotabek. Pusat belanja yang sedang dibangun saat ini adalah seluas sekitar 800.000 meter persegi. Sementara yang masih dalam tahap perencanaan seluas lebih kurang 230.000 meter persegi," papar Ferry.
Jadi, hingga 2018 mendatang, Bekasi bakal dipadati oleh 23 pusat belanja yakni Summarecon Mal Bekasi, Bekasi Cyber Park, BTC I, BTC II, Mega Bekasi Hypermall, Metropolitan Mall, Grand Metropolitan Mall, Grand Galaxy Park, Bekasi Junction, Bekasi Square, Plaza Jababeka, Mal Lippo Cikarang, Grand Mall Bekasi, Prima Sentra Grosir Bekasi, Cikarang Trade Center, Sentra Grosir Cikarang, Plaza Metropolitan Tambun, Mal Pekayon, Bekasi Town Square, Blue Mall, calon mal di Jababeka City, Harapan Indah Mall dan AEON Mall.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.