Namun, beberapa waktu terakhir, baik akademisi dan kontraktor mulai melirik fungsi baja yang dinilai lebih unggul daripada beton. Mutunya tidak perlu diragukan.
"Terutama dari segi pengerjaan. Pengerjaan beton memakan waktu lama," ujar Lektor Kepala Politeknik Negeri Bandung, Ir. Sumargo, pada Seminar "Efisiensi Pengelolaan Budjet Proyek Tanpa Menomorduakan Kualitas" di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Untuk membuat beton, prosesnya cukup panjang, yakni mulai dari memeriksa bahan, merencanakan campuran dan pembuatan beton. Namun, berbeda dengan beton, menurut praktisi dalam dunia konstruksi nasional itu, pengolahan baja jauh lebih cepat karena dilakukan di dalam pabrik. Mutu baja juga dijamin tidak akan turun dibandingkan beton.
"Kalau baja kan sudah dari pabriknya, jadi mutunya tetap," kata Sumargo.
Dia menambahkan, dalam pengerjaannya mutu beton seringkali turun, misalnya dari K225 menjadi K175. Jika hal itu terjadi, maka harus dilakukan pembongkaran. Untuk melakukannya, perlu biaya tambahan yang cukup besar.
Di sisi lain, pembongkaran baja lebih mudah karena hanya melepas baut. Adapun dari segi lingkungan baja dinilai lebih ramah. Seperti diketahui, beton berbahan dasar batu, pasir, dan air. Jadi, ada lingkungan yang terganggu karena pembangunan beton.
"Sebetulnya sama sih, karena baja dari bijih besi. Tapi, efek terganggunya lebih kecil," jelas Sumargo.
Lalu, apa kekurangan baja? Jika dibandingkan, harga bahan-bahan penunjang beton cenderung lebih stabil daripada baja yang kian merangkak naik. Meski begitu, Sumargo menilai, pemilihan material sebaiknya tidak hanya melihat pada aspek harga.
"Karena, dari aspek waktu, pengerjaan baja lebih singkat daripada pengerjaan beton, yang berarti juga menghemat anggaran." ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.