KOMPAS.com - Penggunaan bambu dalam pembuatan sebuah bangunan mulai menjadi tren masa kini. Salah satunya ditunjukkan oleh Budi Pradono Architects. Salah satu firma arsitektur Indonesia itu menggunakan tampah sebagai bahan utama membuat sebuah
rumah pohon.
Tampah merupakan alat tradisional Indonesia yang digunakan untuk menyaring beras. Bahannya dari bambu berguna untuk memisahkan segala macam kotoran yang ada bersama beras, misalnya gabah dan batu kecil.
www.designboom.com Di tangan Budi Pradono Architects, tampah digunakan untuk membangun sebuah rumah pohon dengan desain unik dan menarik.
Tapi, di tangan Budi Pradono Architects, tampah digunakan untuk membangun sebuah rumah pohon dengan desain unik dan menarik. Bekerjasama dengan desainer dari sekitar Simo, Solo, rumah pohon tersebut memiliki struktur bangunan paralel silindris dan tambahan bentuk triangular di sekitarnya.
Kolaborasi itu memberikan tipologi baru pada beragam bambu anyaman yang kini juga berfungsi sebagai penyaring untuk konteks historikal. Terletak lima meter di atas tanah, rumah bambu dari tampah tersebut berguna bagi masyarakat Solo agar bisa melihat benteng Vastenburg peninggalan Belanda.
www.designboom.com Terletak lima meter di atas tanah, rumah bambu dari tampah tersebut berguna bagi masyarakat Solo agar bisa melihat benteng Vastenburg peninggalan Belanda.
Memang, mereka hanya bisa melihat ruang terbuka di benteng tersebut yang ukurannya setara dengan lapangan bola. Namun begitu, menurut sang desainer, rasa ingin tahu masyarakat akan benteng tersebut masih sama.
"Mereka bertanya tentang apa yang terjadi dalam benteng. Rumah (pohon) ini merupakan tempat untuk berimajinasi sembari membicarakan tentang masa lalu dan sekarang dari kota Solo serta semua hal yang berkaitan dengan Solo," jelas tim Budi Pradono Architects.
www.designboom.com Di tangan Budi Pradono Architects, tampah digunakan untuk membangun sebuah rumah pohon dengan desain unik dan menarik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.