Awal pekan ini Vo Trong Nghia meluncurkan desainnya untuk stan paviliun Vietnam di Milan Expo 2015. Ia akan membangun paviliun itu menggunakan material bambu. Sementara di saat yang sama, Penda, arsitek yang bebasis di China juga mengusulkan sebuah hotel bertingkat tinggi yang juga dibangun dari bambu.
"Saya berharap banyak arsitek menyadari potensi material ini dan membangun dengan bambu lebih banyak lagi," tambahnya.
Bambu, lanjut Nghia, adalah spesies tanaman yang mudah tumbuh dengan cepat, subur, serta murah di Vietnam. Dia mengaku belajar banyak tentang sifat-sifat bambu ketika masih kecil.
"Secara tradisional bambu digunakan di Vietnam untuk membuat keranjang, peralatan makan dan furnitur," katanya.
"Ketika saya masih kecil, saya membantu keluarga saya untuk membuat peralatan makan bambu," tuturnya.
"Bambu bisa untuk memecahkan krisis perumahan di Vietnam dengan biaya murah. Rumah berbingkai baja dibalut bambu," ujarnya.
Wind and Water Bar adalah salah satu karya Nghia. Bar tersebut memiliki kubah berbentuk bawang. Tingginya 10 meter terbuat dari batang bambu dan dibalut rumbia. Kerangka kubahnya terbuat dari 48 tulang rusuk bambu prefabrikasi.
Awet dan tahan hama
Adapun kolomnya terbuat dari batang bambu yang digabung dengan rotan. Nghia mengatakan, pemakaian baja pada bangunan ini sengaja dihindari karena dapat menghasilkan terlalu banyak beban di satu sisi dan bisa menyebabkan bambu melengkung.
Menurut Nghia, ia mengusulkan membuat hunian dari bambu yang harganya begitu murah. Bambu dapat digunakan sebagai bahan cladding, bukan sebagai solusi struktural. Batang bambu dapat digunakan sebagai pondasi antara panel dinding yang terbuat dari polycarbonate transparan.
"Bambu dipilih karena murah, ringan dan mudah untuk menggantinya," kata Nghia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.