Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Pakar: Investasi Properti di Indonesia Akan Tetap Menguntungkan!

Kompas.com - 28/08/2014, 15:59 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar properti Panangian Simanungkalit mengatakan bahwa saat ini para investor tidak perlu khawatir dengan kondisi ekonomi Indonesia. Sejak awal tahun ini para investor, termasuk investor asing, menunggu kepastian soal jalannya pemerintahan kita

"Sidang MK kemarin itu telah memutuskan dan melegitimasi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan itu akan mengalirkan energi positif terhadap perekonomian nasional, termasuk bisnis properti yang akan kembali bergairah," kata Panangian di Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Panangian mengatakan, ke depan investasi properti di Indonesia akan tetap menguntungkan.

"Hal itu (investasi) yang mendorong sektor ini tetap bertahan meski dihadang banyak aturan, misalnya Loan to Value (LTV) yang diberlakukan Bank Indonesia waktu itu," ujarnya.

Dia mengatakan, ada tiga alasan prospek bisnis properti Indonesia dianggap sebagai sektor terbaik. Pertama, masih ada 14 juta dari 61 juta keluarga di Indonesia belum memiliki rumah. Kedua, pemerintah semakin kesulitan menyediakan rumah bagi keluarga kelas menengah ke bawah.

"Itu sudah jelas faktanya, karena permintaan rumah mencapai 900 ribu per tahun, sementara pasokan hunian hanya 70 ribu – 80 ribu per tahun," ujarnya.

Ketiga, semua segmen pasar properti di Tanah Air terbuka luas sebagai investasi, termasuk pasar kelas paling bawah. Sementara itu, di luar negeri, bisnis properti untuk pasar kelas menengah ke bawah tertutup untuk pengembang dan investor.

"Di Indonesia, peluang ini masih terbuka," katanya.

Panangian mengatakan, pasca-keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperkuat penetapan pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2014-2019 diprediksi akan membawa pengaruh positif terhadap pasar properti di Indonesia. Penetapan tersebut direspon positif oleh pasar, termasuk di sektor properti sehingga baik konsumen maupun investor yang selama ini wait and see (menunggu dan melihat) diprediksi akan kembali melakukan transaksi.

Namun, menurut Panangian, adanya kepastian akan mendorong pelaku usaha melakukan ekspansi bisnis sehingga tidak hanya permintaan meningkat, melainkan juga pasokan dari developer. Dia mengaku optimistis, bahwa pertumbuhan permintaan properti akan diperkuat dengan indikasi positif lain berupa penurunan tingkat inflasi dari 8,6 persen pada akhir tahun lalu, diproyeksikan menjadi di bawah 5 persen pada akhir tahun ini.

Panangian mengatakan, penurunan inflasi tersebut akan diikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang secara bertahap akan menekan tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPR/KPA). Hal itu menurutnya sangat positif bagi pertumbuhan pasar properti.

"Pertumbuhan akan terjadi dengan catatan tidak ada kenaikan BBM subsidi. Kalau BBM naik, tentu pertumbuhan tidak akan secepat jika tidak naik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau