Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Penetapan Jokowi-JK Alirkan Energi Positif ke Pasar Properti!

Kompas.com - 28/08/2014, 14:59 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperkuat penetapan pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2014-2019 diprediksi akan membawa pengaruh positif terhadap pasar properti di Indonesia. Demikian dikatakan pakar properti Panangian Simanungkalit di Jakarta, Rabu (27/8/2014) kemarin.

Panangian mengatakan, penetapan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019 direspon positif oleh pasar, termasuk di sektor properti. Baik konsumen maupun investor yang selama ini wait and see (menunggu dan melihat) diprediksi akan kembali melakukan transaksi. 

"Itu termasuk investor asing yang sejak awal tahun ini menahan membeli properti karena menunggu kepastian soal jalannya pemerintahan kita," kata Panangian.

"Sidang MK kemarin itu telah memutuskan dan melegitimasi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan itu akan mengalirkan energi positif terhadap perekonomian nasional, termasuk bisnis properti yang akan kembali bergairah," kata Panangian. 

Sejak awal tahun ini sektor properti Indonesia memang berada dalam siklus melambat. Hal itu dianggap wajar setelah mengalami lonjakan luar biasa selama dua tahun sebelumnya, yakni 2012-2013.

Namun, menurut Panangian, adanya kepastian akan mendorong pelaku usaha melakukan ekspansi bisnis sehingga tidak hanya permintaan meningkat, melainkan juga pasokan dari developer. Dia mengaku optimistis, bahwa pertumbuhan permintaan properti akan diperkuat dengan indikasi positif lain berupa penurunan tingkat inflasi dari 8,6 persen pada akhir tahun lalu, diproyeksikan menjadi di bawah 5 persen pada akhir tahun ini.

Panangian mengatakan, penurunan inflasi tersebut akan diikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang secara bertahap akan menekan tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPR/KPA). Hal itu menurutnya sangat positif bagi pertumbuhan pasar properti.

"Pertumbuhan akan terjadi dengan catatan tidak ada kenaikan BBM subsidi. Kalau BBM naik, tentu pertumbuhan tidak akan secepat jika tidak naik," katanya.

BBM Naik

Sepekan ini berita rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terus bergulir sebagai isu nasional. Panangian mengatakan, meski BBM naik, hal itu justru akan bagus buat sektor properti di masa mendatang.

Panangian beralasan, jika BBM dinaikkan, struktur fiskal Indonesia akan lebih sehat karena fundamentalnya stabil. Selain itu, subsidi juga bisa dialihkan untuk sektor lain yang lebih produktif, misalnya infrastruktur jalan, sarana kesehatan dan pendidikan.

"Untuk sektor properti, langkah menaikkan BBM secara jangka panjang akan bagus, sebab hal itu akan membuat pasar lebih sehat. Ya, karena kenaikan harga properti yang sekarang sudah cukup tinggi dan akan tertahan dalam lima tahun ke depan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau