Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Gembira, Mahasiswa Temukan Cara Atasi Polusi Udara!

Kompas.com - 02/08/2014, 11:25 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Area Southern California menghasilkan 500 ton nitrogen oksida setiap hari. Tingginya tingkat polusi di Los Angeles, Amerika Serikat, tersebut memaksa penduduknya menemukan cara mengurangi tingkat polusi udara dengan segera.

Menariknya, salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara yang ditemukan berbentuk sederhana dan bisa digunakan di setiap bangunan. Solusi tersebut adalah genteng penghapus polusi.

Sebuah tim yang terdiri dari mahasiswa University of California, Riverside (UCR), tepatnya para mahasiswa Bourns College of Engineering, menciptakan pelapis genteng yang bisa mengurai polusi udara.

Pelapis tersebut dibuat dari campuran titanium dioksida. Para mahasiswa ini sudah menghitung bahwa temuan mereka bisa menghapuskan 21 ton nitrogen oksida setiap hari, jika digunakan pada satu juta unit genteng.

Titanium dioksida merupakan kompon umum yang bisa ditemui dalam berbagai produk, mulai dari cat, makanan, hingga kosmetik. Para mahasiswa menguji berbagai kadar lapisan titanium dioksida pada beberapa genteng tanah liat. Genteng ini mereka masukkan dalam ruang khusus yang dibangun dari kayu, Teflon, dan pipa PVC. Ruang dihubungkan pada sumber nitrogen oksida dan indikator kadar nitrogen oksida. Sementara itu, mereka juga menggunakan sinar ultraviolet untuk meniru sinar matahari.

Hasilnya, genteng berlapis titanium dioksida bisa menghapus antara 88 persen hingga 97 persen nitrogen oksida. Seberapa banyak pun lapisan yang diaplikasikan, kemampuan menghapus nitrogen oksida tidak berbeda jauh. Pasalnya, jumlah permukaan lebih berperan daripada jumlah lapisan.

Campuran titanium dioksida buatan para mahasiswa ini tidak hanya bisa digunakan untuk genteng. Kemungkinan, campuran ini pun bisa digunakan juga untuk cat eksterior, beton, dan keperluan lain.

Sementara nitrogen oksida dibentuk ketika sebuah bahan bakar dibakar dengan temperatur tinggi. Nitrogen oksida kemudian bereaksi dengan berbagai volatile organic compound (VOC), senyawa organik mudah menguap di bawah sinar matahari, dan menghasilkan asap.

Nitrogen oksida bisa menghasilkan hujan asam, menambah risiko pemanasan global, dan menghambat pertumbuhan tanaman. Bagi manusia, nitrogen oksida bisa menyebabkan berbagai efek, mulai dari mual, masalah pernapasan, bahkan menurunnya kemampuan penglihatan.

Sebenarnya, selain temuan para mahasiswa ini, beberapa manufaktur sudah memproduksi genteng yang diklaim mampu mengurangi polusi notrogen oksida. Namun, sejauh ini belum ada data yang menyebabkan bahwa mereka bisa mengurangi asap (smog).

Adapun mahasiswa yang terlibat dalam penemuan ini adalah William Lichtenberg, Duc Nguyen, Calvin Cao, Vincent Chen dan Espinoza (tahap pertama, 2013). Selain itu, ada pula Carlos Espinoza, Louis Lancaster, Chun-Yu “Jimmy” Liang, Kelly McCoy, Jessica Moncayo dan Edwin Rodriguez (tahap kedua). Kedua tim ini dibimbing oleh profesor teknik kimia dan lingkungan, David Cocker, serta pengajar Bourns College of Engineering, Kawai Tam.

Simak publikasi UCR dalam tautan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com