Hal tersebut dikemukakan pengamat properti dari Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, kepada Kompas.com, Rabu (9/7/2014).
Menurut Ali, Jokowi mempunyai kans besar untuk membawa sektor perumahan keluar dari belenggu masalah. Adapun masalah itu mulai dari mengatasi backlog 15 juta unit rumah, ketersediaan bank tanah dengan harga murah, pembangunan rumah susun dan subsidi untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), hingga regulasi untuk kepemilikan asing.
"Jokowi punya asisten dan pendamping yang mumpuni di sektor perumahan. Mereka adalah SDM profesional yang mengerti seluk-beluk masalah perumahan. Mereka siap membantu Jokowi untuk melakukan perubahan dan menciptakan cetak biru sektor perumahan," urai Ali.
Ali menambahkan, gagasan membangun kampung deret dalam skala lokal untuk memenuhi kebutuhan hunian warga DKI Jakarta bisa diangkat dan diimplementasikan dalam skala lebih luas.
"Kampung deret itu kan sama dengan bank tanah dalam skala kecil. Jadi program tersebut harus ditingkatkan, dan berpeluang mengatasi kekurangan hunian untuk MBR," jelas Ali.
Sementara itu, Direktur Pakuwon Group, Minarto Basuki, mengatakan, pekerjaan besar lainnya yang harus segera dibenahi Jokowi adalah masalah birokrasi perizinan, perolehan, dan pembebasan lahan.
"Kalau semua dilakukan secara efektif dan efisien, maka akan menekan admin cost seminimal mungkin. Dengan demikian, Indonesia menjadi berdaya saing tinggi. Bila perlu, pengurusan perizinan dilakukan secara online, sama seperti e-SPT," ujar Minarto.
Pasangan Jokowi-JK untuk sementara mengungguli Prabowo-Hatta dalam hasil hitung cepat Kompas. Hasil ini disambut antusias dan membawa harapan menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.