KOMPAS.com - Kemenangan arsitek terkenal dunia, Zaha Hadid, atas Design of the Year untuk proyek Heydar Aliyev Centre di Baku, Azerbaijan, ternyata menuai protes. Di satu sisi, Heydar Aliyev Centre memang mendapatkan pujian lantaran bentuknya istimewa.
Para juri Design of the Year yang diadakan oleh Design Museum di London, Inggris, itu terpukau oleh lengkungan-lengkungan khas Hadid yang seolah melambangkan gelombang suara. Seperti dikutip di Fastcodesign.com, desain tersebut dinilai pas digunakan sebagai pusat kebudayaan bagi Ibukota Azerbaijan (Baca: Lagi, Hadid Nomor Wahid Lomba Desain).
Memang, meski masih bernada positif, ada juga dewan juri yang memberikan komentar tidak biasa. Misalnya, juri Piers Gough dari CZWG Architects. Gough menyebut karya Hadid tersebut "begitu murni dan seksi seperti rok Marilyn yang tertiup angin".
Di sisi lain, para komentator di dunia maya, khususnya pengguna Twitter, tampak keberatan dengan kemenangan Hadid. Menurut mereka, Hadid menuai keuntungan dari hasil kolaborasi bersama rezim represif.
Sebagai contoh, Hadid membangun Heydar Aliyev Centre untuk menghormati Heydar Aliyev, mantan anggota KGB yang dituduh melanggar hak asasi manusia selama tiga dekade kepemimpinannya di Azerbaijan. Selain itu, bangunan ini pun merupakan permintaan anak Aliyev, Ilham.
Dikutip dalam The Guardian, Giorgi Giorgia dari Human Rights Watch juga membeberkan fakta menyedihkan mengenai pembangunan gedung ini. Dia mengungkapkan, bahwa Pemerintah menekan masyarakat keluar dengan cara memutuskan pasokan listrik, gas, dan air.
"Terkadang penduduk akan ditahan ketika mereka kembali, rumah-rumah mereka sudah hilang Bangunan lain dihancurkan ketika masih ada orang di dalamnya," ujar Giorgia.
Berikut ini beberapa kicauan (tweet) pengguna Twitter mengenai kemenangan Hadid. Kicauan pertama datang dari Russell Curtis, pendiri RCKA Architect yang memenangkan kategori Emerging Architect Award untuk Royal Institute of British Architects.
"It's naive to believe that architecture and politics are mutually exclusive: the two are inextricably linked."
Ada pula komentar dari Tom Dyckhkoff, kritikus arsitektur untuk BBC. Dia juga rekanan peneliti untuk Bartlett School of Architecture, University College London.
"Wave of protest over Hadid's Baku prizewinner' Baffling that Zaha can't see that architecture's inherently political"
Seperti dikutip dalam Fastcodesign.com, ada pula Olly Wainwright, kritikus arsitektur dan desain bagi Guardian. Wainwright menggarisbawahi bahwa kemenangan Hadid sama saja mendukung penggusuran paksa, penghancuran ilegal, dan perbudakan.
"Zaha Hadid wins award for supporting forced evictions, illegal demolition and bonded labour- well done @DesignMuseum".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.