"Dilihat dari perubahan harga saat ini, pasar telah memasuki fase koreksi setelah kenaikan harga berlanjut selama dua tahun terakhir," kata CREIS, yang didukung oleh SouFun Holdings Ltd, situs informasi properti online terbesar Tiongkok.
Sementara survei terpisah yang dirilis oleh E-House China Holdings, pesaing utama SouFun, menunjukkan bahwa harga rumah baru turun 0,06 persen pada bulan Juni di 288 kota. Kemerosotan harga ini terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak April hingga Juni.
Terkoreksinya harga perumahan ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan berkepanjangan hingga tahun-tahun mendatang. Padahal, sektor properti menyumbang sekitar 15 persen dari PDB Tiongkok dan langsung memengaruhi sekitar 40 sektor usaha lainnya.
Pemerintah Tiongkok sendiri, pada level yang berbeda telah melakukan upaya-upaya untuk menghindari kekacauan pasar properti. Di antaranya mendorong bank untuk mempercepat persetujuan pinjaman dan melonggarkan pembatasan pembelian.
"Calon pembeli masih mengharapkan harga naik. Itu penting karena, kenaikan harga biasanya terjadi mengikuti ekspektasi pasar," tulis survei tersebut.
Namun, CREIS memperkirakan bahwa harga rumah akan berfluktuasi. Beberapa kota bakal mengalami tekanan karena memiliki persediaan pasokan rumah dalam jumlah besar.