Kawasan-kawasan industri tersebut mempekerjakan ribuan karyawan, ekspatriat dan lokal, yang tentu saja membutuhkan hunian. Tak mengherankan bila tingkat penjualan apartemen di kawasan ini cukup signifikan.
Presiden Direktur PT Pudjiadi Prestige Tbk., Damian Pudjiadi, mengatakan kawasan industri menjadi katalisator bagi sektor apartemen Cikarang. Pasar korporat yang meenerapkan home ownership program kian mempercepat pertumbuhan pasar.
"Kita tak menampik kehadiran kawasan industri yang berisi perusahaan-perusahaan padat modal dan padat tenaga kerja menstimulasi para pengembang membangun apartemen di kawasan ini. Kami juga tertarik membangun apartemen karena fakta tingginya kebutuhan hunian," papar Damian kepada Kompas.com, Sabtu (21/6/2014).
Oleh karena itu, lanjut Damian, pihaknya berani menanamkan investasi senilai Rp 780 miliar guna membangun empat menara Green Palace Residences dengan jumlah total 1.080 unit. Menyusul PT Lippo Cikarang Tbk yang menganggarkan dana Rp 1 triliun untuk mendirikan Trivium Terrace.
Selain dua nama tersebut, penggembang lain yang ikut menggarap pasar Cikarang adalah Cenas Raya Group, Cowell Development, dan Agung Abadi Group.
Ditambahkan Direktur PT Graha Puji Propertindo, Toto Sasetyo Dwi Budi Listyanto. Menurutnya, saat ini tak kurang dari delapan pengembang yang membangun apartemen di Cikarang. Semuanya menyasar segmen yang sama yakni karyawan dan ekspatriat yang bekerja di kawasan industri.
"Meski pembeli apartemen kami 70 persen merupakan investor Jakarta, namun mereka menyewakan kembali kepada karyawan dan ekspatriat tersebut. Sisanya 30 persen dibeli secara retail oleh pasar Cikarang sendiri," kata Toto.
Green Palace Residence, contohnya. Apartemen yang menempati area 25.000 meter persegi ini terserap signifikan sejak peluncuran perdananya pada Juli 2013 lalu. Dari total 624 unit menara Acacia terjual 75 persen, sedangkan menara Banyak sejumlah 456 unit terserap 30 persen.
Menariknya, dari 75 persen menara Acacia, sebanyak 70 persen di antaranya dibeli investor. Sisanya secara korporat oleh perusahaan asal Korea, dan Jepang.
"Ekspatriat merupakan pangsa pasar incaran. Unit-unit yang dibeli oleh investor tersebut kemudian disewakan kembali kepada para eksptariat. Harga sewa di pasar sekunder Cikarang saat ini mencapai Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per meter persegi," kata Toto.
Tingginya kebutuhan hunian di Cikarang tak hanya membuat tingkat penjualan tumbuh signifikan, juga diikuti pertumbuhan harga. Harga Green Palace Residence saat ini menembus angka Rp 246 juta per unit, sementara harga perdana sekitar Rp 190 juta per unit.