Ajang kompetisi dua tahunan yang digagas PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., itu memberikan apresiasi kepada para pemenang lebih dari sekadar puluhan juta Rupiah dan trofi bergilir. Apresiasi dan nilai tambah yang diberikan adalah menindaklanjuti karya pemenang melalui penyediaan fasilitas riset dan pengembangan produk-produk konstruksi beton berbasis semen.
Selain itu, ini yang tak kalah menarik, terbukanya kesempatan bagi pemenang untuk berkarir secara profesional dan menjadi bagian dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Apa yang dialami oleh Rahmat Jatmikanto merupakan perjalanan pemenang dan karyanya inspiratif, serta dapat menjadi contoh nyata bentuk penghargaan tersebut.
Rahmat merupakan pemenang Semen Tiga Roda Concrete Competition pada penyelenggaraan Indocement Awards pertama tahun 2008. Saat itu, dia bersama dua kawannya, Tegar Juang Pambudi, dan Vicho Pebiandi, sesama aktivis Himpunan Mahasiswa Teknik Institut Teknologi Surabaya (ITS), menjadi yang terbaik dengan karya bertema high strength concrete for general purpose. Ketiganya dinilai berhasil mendefinisikan tema besar tersebut dalam rancangan beton murah dan aplikatif namun berkualitas tinggi.
"Kami memanfatkan fly ash (abu terbang) yang berasal dari PLTU Paiton sebagai material tambahan pembentuk beton. Material tambahan yang kami gunakan ini punya banyak keunggulan yakni hemat biaya, kuat dan dapat diaplikasikan. Pendek kata bisa untuk kebutuhan umum dan murah serta sangat bisa diproduksi," ujar Rachmat kepada Kompas.com, Sabtu (14/6/2014).
Rahmat melanjutkan, mengikuti kompetisi Indocement Awards sama halnya dengan mengaktualisasikan gagasan, ide dan teori di kampus ke dalam dunia nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya mendapat dukungan dari Indocement di bidang riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk yang aplikatif berbahan semen seperti kusen beton, teraso lusicon, kuda kuda beton ringan, tandon air beton, dan fondasi pracetak untuk tanah lunak," imbuh Rahmat.
Atas prestasinya tersebut, Rahmat kemudian direkrut PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada 2010 sebagai staf pada divisi Product Application Development atau pengembangan aplikasi produk. Selama tiga tahun bergabung, pehobi touring dengan skuter ini mampu membeli hunian tipe 36 meter persegi di kawasan Depok, kendaraan roda dua, gadget, serta mempersunting tambatan hatinya.
Mimpi
Rahmat punya mimpi besar, yaitu hasil riset dan pengembangan produk beton berbasis semen yang dilakukan bersama timnya, bisa digunakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat dan BUMN terkait.
"Setelah produk sempurna dan dapat diaplikasikan, kami ingin mengajak Kementerian Perumahan Rakyat dan BUMN terkait untuk membangun rumah berkualitas, terjangkau harganha, cepat pengerjaannya dan ramah lingkungan," kata Rahmat.
Adapun prototipe rumah rintisan yang baru dikembangkan berada di Tuban, Jawa Timur. Rumah ini bermaterikan lusicon kusen beton dan rangka atap beton ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.