KOMPAS.com - Hunian mewah identik dengan material mahal dan lokasi premium di pusat kota. Berbeda dari definisi hunian mewah pada umumnya, hunian yang ada di Lisbon, Portugal, berikut ini menggunakan material hasil daur ulang.
Atelier Data yang mendesain rumah tersebut secara khusus memilih gabus dan penghubung rel tidak terpakai untuk membangunnya.
Inhabitat menggarisbawahi fakta bahwa Portugal merupakan penghasil 50 persen gabus di seluruh dunia. Hal ini membuat pilihan Atelier Data menggunakan gabus menjadi menarik. Selain mudah ditemukan, gabus juga dikenal sebagai material terbarukan yang ramah lingkungan.
Rumah tersebut dikenal juga dengan nama Varatojo House. Lokasinya yang berada di atas bukit memaksa Atelier Data membuat dinding kayu dari penghubung rel untuk melindungi rumah dari terpaan angin. Dinding kayu ini tidak hanya berdiri di sekeliling rumah, namun juga menjadi bagian dari rumah seperti gorden. Kayu hasil daur ulang tersebut membuat fasad rumah semakin menarik, selain tampilan beton dan pelapis berwarna oranye, corak kayu menjadi daya tarik tersendiri.
"Mendaur ulang material seperti dinding kayu dari penghubung rel mengenalkan eksperimen dan inovasi dari cara penggunaan material pada umumnya," ujar Atelier Data.
Tidak hanya kayu, sekeliling rumah pun dipenuhi dengan tanaman yang mudah ditemui di Portugal, seperti
Etruscan honeysuckle, mawar, dan pohon-pohon ek. Perpaduan bahan-bahan daur ulang dan tanaman di sekelilingnya pun membuat Varatojo House tampak menyatu dengan alam.
Richard John Seymour Bagian dalam rumah ini memanfaatkan sinar matahari alami. Area dapur dan ruang makan pun bisa digunakan oleh pemilik rumah untuk menikmati pemandangan.
Interior penuh bahan daur ulang
Hubungan antara rumah ini dengan alam di sekelilingnya juga semakin kuat dengan menggunaan layar gabus untuk memisahkan bagian pintu masuk dengan ruang keluarga berkonsep terbuka. Kayu-kayu daur ulang yang digunakan di luar rumah untuk menghalau angin pun digunakan kembali sebagai tangga di dalam rumah.
Selain itu, rumah ini pun memiliki jendela-jendela berukuran besar yang bisa memaksimalkan jumlah sinar matahari di dalam rumah. Tidak hanya di ruang keluarga dan ruang makan yang berkonsep terbuka, jendela berukuran besar pun diletakkan di kamar mandi dan area kolam renang.
Richard John Seymour Masuk lebih jauh ke dalam rumah, Atelier Data konsisten membuat rumah dengan jendela-jendela besar yang mampu menekan penggunaan lampu di siang hari. Di dalam kamar mandi contohnya, studio arsitektur tersebut memberikan jendela super besar. Privasi pengguna kamar mandi terjaga berkat tanaman di depan jendela.
Memanfaatkan alam
Rumah ini tampak minimalis, modern, mewah, namun di saat yang sama juga ramah lingkungan. Atelier Data memanfaatkan "hukum alam" untuk membuat desain rumah tersebut. Sebagai contoh, Atelier Data memusatkan ruang dan pusat kegiatan di rumah ini pada bagian selatan. Hal ini melindungi penghuni rumah dari terpaan angin yang kuat dari utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.