Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2014, 17:22 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com -- Belum banyak orang mendengar lemari es bernama "Sure Chill", tetapi teknologi yang digunakan oleh mesin pendingin tanpa listrik ini istimewa. Tanpa aliran listrik, lemari es tersebut masih bisa menjaga temperatur di dalamnya selama 35 hari.

Teknologi yang menunjang lemari es "Sure Chill" ini berasal dari sebuah perusahaan kecil di Wales. Lemari es tersebut memanfaatkan hukum fisika dasar. Contohnya, pada suhu empat derajat celsius, air menjadi lebih berat dari sebelumnya dan akan mulai tenggelam.

Sementara pada temperatur lain, air akan naik ke permukaan. Lemari es ini memastikan adanya sirkulasi air dingin tersebut di dalam kompartemen, tepatnya di sekitar ruang pendingin, agar tetap berada pada suhu yang diinginkan.

Ketika ada aliran listrik, lemari ini membentuk lapisan es di bagian atas. Sebaliknya, ketika listrik padam, air akan mulai menghangat dan naik, dingin kembali, kemudian tenggelam. Efek ini akan terus-menerus terjadi hingga esnya habis. Kira-kira perputaran tersebut baru akan selesai dalam 35 hari.

Menurut penemu Sure Chill, Ian Tansley, ide pembuatan lemari es ini timbul setelah mempelajari danau beku di dekat rumahnya. Dia bertanya-tanya mengapa permukaan danau tetap beku, sementara bagian bawahnya masih ada ikan-ikan berenang.

Tansley dan perusahaannya kemudian membangun 1.500 lemari es, termasuk model yang akan diberikan untuk Gates Foundation dan Unicef. Mereka kini tengah mengirim 200 lemari es ke Filipina.

Mesin yang dikirim ke negara itu dilengkapi pula dengan panel surya. Dengan cara ini, mesin bisa mengisi kembali baterainya pada siang hari.

Sayangnya, mesin-mesin ini masih mahal. Setiap mesin yang digunakan Unicef tersebut membutuhkan biaya sampai 2.600 dollar AS (sekitar Rp 30 juta). Namun, menurut Tansley, jika mesin pendingin ini diproduksi secara massal, harganya bahkan bisa lebih murah dari lemari es biasa.

"Pada saat ini, tentu saja, (mesin-mesin) ini berbiaya lebih mahal karena kami membuatnya sendiri di Wales. Tetapi, ketika kita sampai ke produksi massal, seharusnya sangat sedikit perbedaannya dari lemari es konvensional," tandas Tansley.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com