Lyman Group, namanya kembali mencuat saat merilis Casa Domaine di kawasan pengembangan Kota BNI, Jakarta Pusat. Proyek ini merupakan apartemen kembar mewah yang mencakup 323 unit dengan nilai proyek lebih dari Rp 2 triliun. Mereka menggandeng Salim Group, dan Kerry Group. Ketiganya berbagi modal dengan komposisi sama 33,33 persen.
Siapa Lyman Group? Dahulu dikenal sebagai Satya Djaya Raya Group, didirikan pada 1959. Rekam jejak imperium bisnis yang dirintis Susanta Lyman ini bisa ditelusuri di sektor perkebunan (karet), bahan bangunan berikut pendistribusiannya, pertanian, minyak dan gas bumi. Sementara di sektor properti, mereka menorehkan prasasti berupa Kompleks Kota BNI yang terdiri atas Shangri-La Hotel, Shangri-La Residence, dan Menara BNI. Seluruhnya berada di Jakarta.
Sementara portofolio lainnya yakni Kota Baru Parahyangan, berada di Bandung, Jawa Barat. Kota Baru Parahyangan merupakan perumahan skala besar dengan area seluas 1.250 hektar. Mereka menyasar segmen menengah atas dengan menawarkan rumah serentang Rp 600 juta-Rp 2 miliar per unit.
Hingga saat ini, sudah terbangun 13 klaster dan fasilitas niaga serta fasilitas pendidikan yang dibangun di Kota Baru Parahyangan. Sedangkan kinerja Shangri-La Hotel dan Shangri-La Residence tak kalah menonjol. Keduanya mencatat tingkat hunian masing-masing lebih dari 70 persen, dan 90 persen.
Lyman memercayakan bisnis properti kepada generasi mudanya, yakni Pauline Lyman. Ia bersama para profesional kemudian mengendalikan sayap properti Lyman Group, termasuk proyek baru Casa Domaine melalui bendera PT Griyaceria Nusamekar.
Presiden Direktur PT Griyaceria Nusamekar sekaligus perwakilan Lyman, Yusuf Chong, mengatakan, bisnis properti di Indonesia sedang bagus-bagusnya, terutama properti mewah. "Ceruk pasar memang tipis, tapi jumlahnya terus bertambah. Karena itulah kami menggarap pasar segmen kelas atas," ujar Yussuf kepada Kompas.com, Minggu (13/4/2014).
Casa Domaine yang dijual mulai Rp 6,1 miliar per unit, misalnya, telah diserap 51 persen dari total 186 menara pertama. Pencapaian ini memperkuat sinyalemen pasar properti mewah di Jakarta memang terus bertumbuh.
Selain Kota BNI, dan Kota Baru Parahyangan, Lyman juga memiliki cadangan lahan di Bali. Namun, lahan tersebut belum akan dikembangkan dalam waktu dekat.
"Kami masih mempertimbangkannya apakah akan dimanfaatkan sebagai apartemen atau residensial. Namun yang pasti, bukan properti komersial macam perkantoran. Pengembangannya masih lama. Kami menyelesaikan Casa Domaine terlebih dulu," tandas Yussuf.